"Kapan, kamu cari kerja? Sudah sebulan kamu tuh nganggur" Ucap istrinya mengeluh, karena sudah sebulan Suaminya belum mencari perkerjaan.
Bagas Buhri, baru sebulan lebih sehari di depak dari kantornya PT. Bohlam Sejahtera. Dia terpaksa keluar dari perusahaan karena dia ketahuan nyolong laptop milik seseorang rekannya.
Untunglah, pemilik Laptop tidak membawanya ke kantor polisi setelah berbicara dengan bosnya. Tapi bos kantor Bagas tidak serta-merta mengampuni Bagas, dia tetap akan memanggil polisi atau Bagas keluar dari perusahaan. Itu sebuah pilihan yang sulit bagi Bagas, dan tentunya dia tidak bisa memilih.
Tapi apapun alasannya, bahkan Bagas sudah memberikan penjelasan kenapa dirinya tidak sengaja mengambil laptop rejan kerjanya. Bos perusahaan tempat dirinya berkerja tak mau tahu. Dia akhirnya memilih pilihan kedua, Bagas langsung menulis surat pengunduran diri saat itu juga.
Dia yang baru keluar dari perusahaan, tidak langsung pulang kerumah. Bagaimana pun, dia tidak mau sampai istrinya tahu jikalau dia sudah dipecat dan tidak lagi punya pekerjaan.
"Nasib, Padahal aku sudah janji mau membelikan Motor untuk Reni?" Bagas terus berjalan sambil melamun.
Dia berpikir jika dirinya berhasil mendapatkan bonus bulan ini, Dia ingin membelikan motor baru secara cass untuk anaknya dan dia benar-benar tidak tahu kenapa laptop rekan kerjanya bisa ada didalam mobilnya.
"Pasti ada yang iseng, tapi siapa?" Tuturnya yang tentunya juga tidak tahu orang yang menjahili dirinya. Nasi sudah jadi bubur sekarang, penjelasan apapun tidak akan berguna tanpa bukti. Walaupun sempat meminta rekaman CCTV, Bagas tetap tak menemukan siapa yang memfitnah dirinya.
Sebenarnya niatnya baik untuk segera mengembalikan laptop temannya, Hanya saja dia sedang apes. Dan temannya tahu hal tersebut, tapi seseorang melaporkan kejadian tersebut ke bos mereka. Alhasil, Bagas dipecat.
Sampailah dia dirumah, sesuai jam pulang kerja. Dia tetap bersikap wajar seolah-olah dia capek dan memberitahu istrinya ingin segera tidur. Istrinya yang tidak tahu pun memakluminya, dan melakukan kegiatan seperti biasa. Hingga sampai anak perempuan yang pulang dan menagih janji Bagas untuk membelikan Motor hari ini juga.
"Reni, Maaf ya Ayah lupa. Besok deh, ayah beliin. Ayah cepek banget.." Ucap Bagas.
"Ren, jangan ganggu ayahmu. Sudah sana makan lalu mandi" Pinta Ibunya.
"Janji ya yah" Ucap Reni.
"Sudah,sudah..sana" Ucap Ibunya melihat suaminya kembali masuk kamar.
Sampai dua hari kemudian, istrinya bertanya apakah Bagas cuti. Dan Bagas pun bilang kalau dirinya memang sudah meminta izin cuti, dia beralasan sedang sakit. Tapi, lambat laun Alasan Bagas membuat istrinya bertanya lagi. "Nggak kerja?"
Bagas sebenarnya mau bicara saat itu, setelah dia pergi untuk mencari kerja . Tapi dia tahu, Dia sudah tidak bisa berbohong lagi. Diapun berbicara baik dengan istrinya, kalau sebenarnya dia sudah seminggu lalu dipecat dari perusahaan.
"Kok, kamu baru Bilang!" Istrinya membentak.
Dan dari saat itu, istrinya terus mengeluh melihat Bagas yang selalu dirumah. Bahkan walaupun masih memiliki tabungan, pertengkaran tidak bisa dihindari.
"Aku sudah bilang, Aku cuma tidak sengaja.. Aku bahkan tak punya niat mencuri. Aku tuh difitnah." Kesal Bagas menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Waktu kejadian yang sebenarnya adalah, dia memang tak berniat mengambil laptop temannya. Tapi saat itu, ketika dia hendak pulang dia menemukan laptop sudah berada di dalam mobilnya, Dan saat dia tahu laptop tersebut adalah milik Rekannya. Dia berusaha untuk mengembalikan laptop tersebut dan kembali ke perusahaan. Tapi, seseorang memergoki dirinya dengan sebuah kamera tersembunyi . Walaupun memang Terbelesit pikiran untuk berantem dengan orang yang memergoki dirinya, tapi Bagas tak ingin melakukan hal tersebut. Sampai lah kabar tentang dirinya yang dikatakan mencuri laptop tersebut ke atasannya. Bagas sendiri menaruh curiga pada seorang OB di kantornya, tapi dia juga tidak mau mengaku bahwa dia disuruh seseorang. Bagas akhirnya menerima keputusan aneh tersebut dan ingin balas dendam suatu saat nanti,jika sampai ketahuan siapa yang menfitnah dirinya.
Bahkan dia juga sudah menjelaskan kejadian tersebut ke istrinya, dan tentang bagaimana dengan temannya juga sudah memaafkannya. Dan alasan atasan tersebut tidak mentolerir tindakan Bagas. "Aku tuh dijebak, Maa.."
"Aku juga sudah menjelaskan ke atasan ku dan teman ku juga sudah memaafkan ku.." Begitulah keseharian Bagas mencoba memberitahu bahwa dia tidak bersalah.
Sampai saat ketika istrinya sedang berkemas, Bagas pun bertanya, "Mau kemana?"
"Aku mau pulang ke rumah ibuku, Aku mau dia mencarikan ku kerjaan. Aku juga sudah bilang ke ibuku, dan alasan aku pulang... Kau tunggu saja disini" Ucap istrinya yang bernama Lara Sintia.
"Reni juga ikut?" Tanya Bagas.
"Ya, di libur dua minggu.. Kau tak perlu menjemput ku. Aku akan kembali dengan pekerjaan baru dan nanti aku tanya apa Ibu punya kenalan." Tutur Lara yang kemudian masuk ke dalam mobil.
"Dibawa juga mobilnya?"
"Ya iyalah.. Sudah kamu mikir saja.. Ada bahan makanan, kamu bisa sendiri" Kecut Lara yang kemudian memanggil Reni untuk cepat-cepat.
"Ren.. Maafkan ayah ya."
"Aku tahu ayah tak bersalah.. Walaupun keluarga kita pas-pasan.." Ucap Reni tersenyum dan masuk ke dalam mobil.
"Kau bener, tapi... Lara tunggu.." Ucap Bagas yang tahu kalau sisa uang pesangon masih di tangan istrinya.
Dia memeriksa kembali dompetnya yang cuma berisi uang jajan sekitar 300 ribuan. "Biarlah, Aku mau jalan-jalan dulu." Ucap Bagas yang kemudian menutup pintu gerbang rumah dan ingin melegakan hati karena ditinggal istrinya pulang ke rumah ibunya.
"Bang, rokok sebungkus.." Ucap Bagas pada seseorang di warung langganan.
"Woy,bos. kenapa?" Tanya pemilik warung sambil menyeduh kopi.
"Lagi galau jang.." Ucap Bagas sambil melamun.
"Ngga biasanya libur di hari wajib Bos, Kenapa nggak cerita?" Tanya ujang.
"Lagi cuti, males banget dah..Pahit.." Ucap Bagas menyemburkan kopi karena panas.
"Masa sih?" Tanya ujang.
"Ah manis gini"
"Malah diminum.. Ganti" Pinta Bagas.
"Aish, iya iya.." Ucap Ujang menggeleng kepala melihat kelakuan Bagas sekarang.
"Pahit benar ya, Hem..masih panas.." Bicara Bagas sendiri sambil memikirkan Rencana apa yang ingin dia lakukan.
"Aku yakin ada yang memfitnah ku. Padahal sudah jelas, Temanku juga sudah memaafkan ku. Tapi siapa? OB itu? Kayaknya juga bukan, walaupun dia yang memergoki ku" Ucap Bagas berpikir kemungkinan seseorang.
"Ah, Masa Bosku sendiri? Tapi dia kan yang memecatnya ku..Apa si Roni sendiri, padahal diakan teman ku, lagian juga dia memaafkan ku?" Tanya Bagas mulai menerka.
Sampai habis tiga gelas Kopi, akhirnya Bagas memutuskan untuk kembali ke rumah dan dia juga sudah memikirkan besok mau kembali mencari kerja. Tapi berhari-hari dia juga tak kunjung mendapatkan kerja, Dia juga merasa stress ditinggal istrinya sekarang.
"Lebih baik aku susul deh, tapi aku malu" Ucap Bagas dalam hati, ingin menjemput istrinya atau tidak.
Dia terus berpikir jumpalitan di kasurnya dan saat ini sebuah panggilan telepon berdering, "Ya, Ma..Mama menyuruh ku ke rumah?" Ucap Bagas mendengarkan beberapa hal dari istrinya. Dimana mertuanya meminta dirinya datang ke rumah.
"Mamamu nggak marah, dan dia mau ngomong sesuatu dengan ku?"
"Tapi.." Ucap Bagas terhenti dan mendengarkan istrinya terus berbicara.
Sampai beberapa menit, akhirnya Bagas menutup telepon sambil menghela nafas. "Ya sudahlah, Lagian tak ada salahnya ketemu mertua. Dari pada disini cuma makan mie" Ucap Bagas bersiap pergi ke rumah ibu mertuanya.
Dia sekarang pergi dengan naik motor matic nya dan dengan cepat dia langsung bersiap menuju ke rumah ibu mertuanya yang ada di kota sebelah. Sebenarnya Reni berasal dari keluarga mampu, dan dia menikahi Bagas karena cinta sejak SMA. Bahkan Bagas mengenal baik ibu dari istrinya. Karena memang saat masih SMA dia sudah sering berkunjung bahkan melayat ketika suami mertuanya meninggal dunia.
#ceritapesugihan #ceritahoror
Comments