Skip to main content

ANOTHER WORLD 01-100 VOLUME 01 REIN AND ROSE

YOUTUBE LOG IN NASCITA





ANOTHER WORLD
REIN AND ROSE
EPISODE 01-05

VOLUME 01

Blood Of Crawford! 

EPISODE 01
12 tahun kemudian, di dunia lainnya.
Jepang 12 februari 2026
" Rein! bangun! " suara merdu seorang Ibu yang menghampiri anaknya.

Peletak!  jitakan!

Mengusap kepalanya, Lelaki berumur 12 tahun membuka matanya. Melihat dua orang wanita yang saat ini duduk di kasur empuknya. " cepat lah! hari ini kamu ulangan, bukan?" besar seorang ibu yang saat ini menyiapkan baju ganti di meja belajar anaknya.

" hooaam! " menarik nafas, lelaki berumur 12 tahun mencoba untuk menggerakan tubuh nya. " iya mom, aku bangun. "

bug!

" apa kamu belajar sampai larut malam, Rein?" berkata seorang gadis yang menubruk jatuh tubuh Rein di kasurnya. " hihihi! seperti adikku akan menjadi peringkat satu kali ini! "

Hup!

Mencoba untuk bangun dan menggerakkan badannya yang saat ini masih di tindih tubuh anak gadis yang sama seumurannya. " menyingkir dariku! Rose! " teriak Rein menghalau tubuh Rose dengan kedua tangannya, " dan siapa yang kamu sebut adik! aku lebih duluan lahir! "

Berkata dengan teriakan keras, tanpa sengaja Rein menempelkan tangannya di dada Rose. " Gluk! " menelan ludah " ah, maaf, Rose?" berkata Rein kemudian menarik tangannya.

Wajah memerah dengan sedikit senyuman, "Hihihi! kau mencoba menggodaku ya! baiklah! Terima ini! " berkata Rose kemudian menggelitik tubuh Rein.

" hahaha! " kedua terlihat tertawa lepas.

Bug!

meletakan beberapa baju ganti, dan kemudian berjalan ke arah luar kamar Rein, " hei, sudahlah! kalian masih saja bermain main! cepat! ayah kalian akan segera selesai sarapan! " berkata seorang wanita yang kemudian mencoba berjalan ke arah tangga.

hup!

melompat dari Kasur Rein,kemudian rose memanggil wanita yang berjalan ke tangga" mama mila, tunggu " berkata Rose yang kemudian lari dan dengan cepat menggandeng tangan mila. " apa ayah ada misi lagi atau sekarang bekerja seperti biasa?. "

" seperti hanya bekerja, terlebih saat ini paman Haifang yang sekarang menggantikan posisi ayah kalian untuk sementara" berkata mila yang kemudian melihat Rein sudah berganti pakaian dan menuju ke arahnya.

" mom, hari ini aku ada latihan dengan paman mozza, bolehkah aku berkunjung ke rumah nya?" berkata Rein yang kemudian meluncur dari pagar tangga.

" wah seperti seru! aku ikut ! " berkata Rose menempel pipi ke wajah Rein, " bolehkan?"

Slep!

" lagi lagi, kau ini! , singkirkan wajahmu dari wajahku! dan panggil kakak sekarang, jika kamu mau ikut! "berkata Rein melemparkan tangan nya ke wajah Rose.

" Heh! aku yang lahir duluan! " berkata Rose memalingkan wajah nya.

" sudah, kalian masih saja meributkan hal sepele seperti itu! " berkata wanita lain yang kemudian berjalan bersama dengan seorang prian kekar yang memakai setelan jas lengkap.

" oh mama khalifa" berkata Rein kemudian memeluk tubuh khalifa dengan erat.

Sret! sret! sret!

" wangi mama khalifa memang segar? seperti mama mila" berkata Rein mencium beberapa kali aroma tubuh khalifa.

Hap!

" hei! Rein! apa semalam kamu benar benar belajar?" berkata pria yang kemudian memegang kepala Rein.

" ya! ayah! " berkata Rein kemudian mengeluarkan kepalan tangan dan memperlihatkan ototnya " berlatih dengan master Dazzbone! ,sungguh menyenangkan! " berkata Rein yang tanpa sadar terjebak omongan Ayahnya.

" Rein! " teriak mila sedikit marah!

" eh? apa yang aku katakan?" Guman Rein kemudian melihat mila dan tersenyum " ibu tenang saja! hasil ulangan kali ini akulah yang akan mendapatkan peringkat pertama! "

" lebih baik cepat kalian berangkat! " berkata khalifa dengan nada tegas, berbeda dengan mila yang memiliki instingnya sendiri.

" baiklah!  kita akan berangkat! " berkata ayah Rein dan Rose kemudian mendekati mila dan khalifa.

Bag! Bag!

menyenggol perut Rein, kemudian Rose berkata lirih di telinga Rein" kita akan lihat, siapa yang akan ayah Gerald menCium pertama pada kedua Ibu kita! . "

" heh! pastilah mama mila! " berkata Rein dengan wajah serius menatap ketiga orang tuanya.

" ya, ayo! " berguman Rose menggenggam tanganya.

Tap!

Berjalan ke arah Rose Gerald kemudian mencium kening Rose! " apa yang kamu pikirkan, Rose?" berkata Gerald kemudian mengusap Kepala Rose .

" Eh?" berkata Rein dan Rose melihat Gerald berjalan ke pintu keluar rumah .

Krek!

" cepat! seperti kita akan terlambat! " berkata Gerald kemudian memanggil Rein dan rose. " ayo! kita berangkat! "

" Hati-hati! " berkata mila dan khalifa bersamaan. Kemudian mereka berdua, pergi untuk membagi tugas masing-masing .

EPISODE 02
Berjalan bersama dengan ayah mereka, kemudian Rein mencoba untuk mengatakan sesuatu pada Gerald. " uhm ayah! apa di dunia ayah, lebih suka berjalan kaki sampai ke stasiun kereta?"

Hap! behenti berjalan.

Gerald yang mendengar pertanyaan Rein kemudian melihat ke arah Rein dan Rose. " haha, apa kalian mau terbang?" berkata Gerald terlihat senyum di wajahnya.

" bukan, bukan itu maksudnya " berkata Rein menengadahkan tangannya.

" baiklah! untuk hari ini ayah akan mengajak kalian untuk menembus langit, bagaimana?" berkata Gerald kemudian memegang tangan Rein dan Rose.

Hap!

" Bagaimana menurut mu ajakan ayah Rein? ini akan menarik" berkata Rose kambali menempelkan wajahnya ke pipi Rein.

" Rose! jangan sering memperlihatkan taringmu! kata ibu , kita harus menyembunyikan identitas kita" berkata Rein polos.

Gerald hanya terkekeh-kekeh melihat wajah kedua anaknya. "jadi mau apa tidak?" berkata Gerald yang saat ini akan mencoba melepaskan Qi nya.

" uhm! " berkata Rein dan rose menganguk.

Bagaimana pun, mereka saat ini belum boleh melakukan hal yang saat ini Gerald perlihatkan. Karena memerlukan waktu bagi Rein dan Rose untuk mempelajari Teknik terbang yang di ajarkan oleh master Dazzbone.mereka berdua hanya bisa menggunakan teknik lompatan tinggi dan berlari cepat . 

Terlihat Gerald saat ini, dengan cepat melompat ke udara, menggandeng tangan kedua anaknya. " jika kalian bisa berlatih keras dengan guru kalian, maka hal sepele seperti ini akan kalian bisa lakukan. " berkata Gerald melesat lebih jauh ke udara.

Hup !

Jatuh ke tanah. Gerald yang saat ini mengantarkan Rose ke sekolahnya. " Rose, seperti bel masuk belum berbunyi, cepat masuk lah. " berkata Gerald yang mengantarkan Rose ke sekolah nya.

" huf! seperti aku yang pertama diatar ayah? " berkata Rose cemberut. " mengapa ayah memisahkan sekolah kita berdua? bukankah lebih efektif jika kita satu sekolah, benarkan Rein?. "

Menengadahkan tanganya ke arah Rose, kemudian Rein menjawab pertanyaan Rose " tidak! ini jauh lebih bagus, aku akan lebih bebas untuk bergerak! hahaha! " berkata Rein tertawa .

" ini tidak adil Ayah! seharusnya ayah mengantarkan Rein ke sekolahnya lebih dahulu, dari pada aku! "berkata Rose menyilangkan tangan dengan wajah cemberut .

Hap!

Gerald yang tak tahu apa yang harus diperbuat nya kemudian mencium pipi Rose" bagaimana, apa kamu senang?" berkata Gerald kemudian kembali menepuk kepala Rose.

puk! puk! puk! 

Terlihat senyum di bibir rose, yang kemudian berjalan menjauh dari Gerald da Rein, melambaikan tangannya. 

walaupun saat ini keduanya telah berumur 12 tahun Rasa manja mereka pada Ayah sangat jelas terlihat. 

"apa perlu ayah antar, Rein?" Berkata Gerald yang kemudian berjalan menghampiri Rein. 

" Sekolah kami hanya berjarak beberapa meter, kurasa aku akan pergi sendiri " berkata Rein yang kemudian meninggalkan Gerald dan masuk ke gang jalan. 

"baiklah, jangan lupa hari ini ayah akan membuat pelatihan khusus! jadi pulang lah, segera. " berkata Gerald kemudian berjalan ke tempat penyewaan sepeda. 


Saat ini Rein yang telah masuk di jalan Gang, tanpa sengaja tubuh nya tertabrak seseorang. " uh! " berkata Rein, sedikit mundur kebelakang. 

Melihat ke lima orang yang bertubuh besar, yang terlihat memakai seragam seperti milik Rose. " hei! apa kamu punya mata! " berkata salah satu lelaki besar yang terlihat tegas. 

Mencoba untuk tetap diam, Rein hanya melihat sekumpulan lelaki, yang bisa dilihat adalah kakak kelas Rose, Sambil tetap diam Rein kemudian berjalan tanpa mempedulikan 5 orang lelaki yang bertabrakan dengan dirinya. 

Hap!

Mengambil pundak Rein, salah satu lelaki kemudian berkata " hei! dimana sopan santun mu! bocah! "

Rein yang kemudian mendapati dirinya berhenti berjalan, kemudian menangkap tangan yang memegang pundak. Hanya dengan sedikit sentuhan tangannya, membuat anak lelaki yang memegang nya merintih kesakitan. " Apa mau kalian?" berkata Rein kemudian melihat ke lima anak lelaki dengan mata tajam. 

Bug! 

Terjatuh, kerena Terkejut kemudian kelima anak lelaki dengan cepat berlari menjauhi Rein. " Siapa dia sebenarnya?" berkata anak lelaki yang merasakan aura Rein, yang membuat nya sedikit takut. " sial, akan aku balas nanti! "

" Heh? membalas? lupakan saja! " berkata Rein kemudian berjalan kembali menuju ke sekolah nya. 

EPISODE 03
Di atas atap bangunan sekolah Rein, Terlihat dua orang yang saat ini tengah berdiri menatap tajam ke arah Rein. " Jadi dia saudara lelaki, perempuan yang bernama Rose?" berkata salah satu pemuda yang terlihat seperti seorang ninja. 

" Ya, dialah orang nya! " berkata pria lainnya yang saat mengintai Rein yang berjalan ke arah pintu masuk sekolah. " bagaimana, apa kita pergi ke sekolah saudara perempuan nya?. "

Terlihat dua pemudi yang saat ini melesat terbang ke udara, melompat beberapa kali melewati atap atap rumah di sekitar sekolah. " aku memiliki rencana yang lebih, baik." berkata pemuda yang terlihat memimpin pemuda lainnya. 

hup! hup! hup! 

" apa renacanamu, Ken! "berkata pemuda lain, mengikuti Ken, dan sambil terus melihat sekitar. " seperti nya ayah mereka, telat mengajar beberapa teknik milik nya dan jika kita mencari masalah, aku kwatir kita akan dihabisinya. "

Krak! 

Berhenti, di sebuah lapangan bermain. " untuk sementara kita akan memanfaatkan anak seumurannya, Soma! apa kamu membawa pil penguat tubuh, ?"berkata Ken yang kemudian melepaskan jubah Ninja nya. 

Srek! srek! 

Mancoba mencari sesuatu dari dalam kantung jubah nya, Soma kemudian melemparkan kantong  yang berisi Pil penguat. "apa kamu mau mencoba, membuat keributan saat ini, ken?" berkata soma yang kemudian melihat Ken, duduk di sebuah pohon dan kemudian memejamkan matanya. 

Sambil tersenyum kemudian Ken, berkata " kita lihat nanti untuk sementara kita tidak di perbolehkan untuk memperlihatkan diri kita, terlebih pada ayah mereka, Gerald Crawford. "

***

Di dalam kelas Rein, Saat ini Rein tengah mengerjakan ulangan untuk masuk naik kelas dua smp. " untunglah! Bibi Gwen sempat memberi tahu ku tentang soal soal ini" guman Rein yang melihat semua soal terlihat mudah. 

Sembari terus berpikiran Rein kemudian mencoba untuk merasakan kembali aura Dua orang yang sempat di rasakannya saat dirinya akan masuk Ke gerbang sekolah. " hem, seperti mereka sudah tidak ada lagi disini, dan aku harap Rose akan baik baik saja. "

Teng! 

Bel jam istirahat berbunyi. " hoaam! lebih baik aku pergi ke atap sekolah untuk menenangkan diriku, dan mencoba mencari jejak orang yang memiliki aura Qi yang aneh. "berkata Rein yang kemudian mencoba untuk berjalan keluar kelas. 

Berjalan ke lorong sekolah dan menaiki beberapa anak tangga yang menuju ke atas bangunan sekolah, dimana biasanya saat jam istirahat tak banyak yang bermain atau sekedar tidur. 

" Rein! tunggu! " teriak seorang gadis yang menganyunkan tangannya ke arah Rein dan dengan membawa sebuah bekal makanan. " Rein tunggu! "

Mendengar seseorang memanggil namanya,Rein yang saat ini mencoba melangkah kan kakinya ke anak tangga, kemudian mendapati tubuh seorang gadis yang membawa bekal berlari ke arah nya. Melihat dengan matanya, terlihat seseorang yang akan keluar dari pintu kelas, kemudian menabrak gadis yang memanggilnya. " Haruna Berhenti! " teriak Rein yang kemudian dengan cepat berlari ke arah Gadis bernama Haruna yang saat ini telah menabrak tubuh seseorang. 

Hap!

Menangkap tubuh Haruna, kemudian Rein dengan cepat mengayunkan kakinya ke belakang menangkap bekal makanan yang akan terjatuh. " apa yang kamu lakukan, Haruna! " berkata Rein yang saat ini melemparkan bekal makanan Haruna dan kemudian mendirikan tubuh Haruna kembali. 

Hap! 

Menangkap bekal makanan kembali dengan tangan nya, Rein kemudian melihat semua orang memperhatikan mereka berdua. " aduh! sial! " berkata Rein lirih yang mendapati dirinya sekarang seperti menjadi pusat perhatian semua kakak kelasnya. 

Semua orang yang berdiri di Koridor kelas dua, menatap Rein Dan Haruna dengan kagum dan beberapa orang kemudian bertepuk tangan melihat Keterampilan Rein. " kalian tahu siap dia?" berkata beberapa orang siswa lelaki. 

" dia sangat keren" berkata beberapa siswa perempuan" dan kalian lihat seperti Haruna mengenal dia dengan baik. "

Bang! 

Terkejut mendengar semua siswa membicarakan Dirinya, kemudian dengan cepat Rein kembali berjalan ke tangga yang menuju ke atap sekolah. " cih! seperti aku harus lebih berhati hati, menggunakan bakatku! "



EPISODE 04

Tap! Tap! Tap! 

Berjalan mengikuti Rein, kemudian Haruna yang merupakan kakak kelas Rein dari kelas dua  mencoba untuk memanggil Rein kembali " um! Rein Terima kasih, tadi kamu telah menyelamatkan ku dan bekal makanan ini. " berkata Haruna sedikit merasa bersalah. 

Haruna sendiri tahu dengan kemampuan yang dimiliki Rein, karena saat mereka berdua masih kecil , Rein yang berhasil menyelamatkan Haruna dari beberapa anak berandal yang mengganggu nya saat mereka masih berumur 8 tahun, dimana saat Rein melihat Beberapa anak mengganggu Haruna, dan membuatnya menangis, Dalam sekejap Rein menghajar beberapa anak lelaki, yang kemudian terdengar kabar semua anak di bawa ke rumah sakit dan menjalani Rawat inap untuk beberapa minggu . 

" Rein, apa kamu marah?" berkata Haruna yang melihat Rein membuka pintu atap sekolah. 

Kreng! 

" tunggu Rein, maafkan aku! " berkata Haruna salah tingkah. " apa aku membuat mu tersinggung?. "

" hei, Rein bicaralah! " teriak Haruna kemudian berlari memeluk Tubuh Rein 

Hap! 

Beberapa kali angin semilir berhembus, meniup rambut Rein Dan Haruna. Terlihat wajah Rein sedikit serius melihat sekumpulan burung yang kemudian terbang ke segala arah. 

klap! Klap! klap! 

" Haruna! Lebih baik kamu tidak lagi menjadi ku penyelamat hidupmu, dan lupakan apa yang telah terjadi saat itu. " berkata Rein yang mengingat diri nya menghajar habis habisan sekelompok anak berandal yang 10 tahun lebih tua dari nya. 

"tapi Rein, saat itu aku benar-benar takut dan mencoba untuk mencari pertolongan dan kemudian aku melihat mu yang dengan cepat mengalahkan beberapa anak yang mengganggu ku. "

" Aku bilang Lupakan! " berkata Rein dengan nada keras dan membentak. 

Bug! 

Rein yang tanpa sadar mengayunkan tangannya, kemudian membuat Haruna terjatuh ke lantai. Membalikkan tubuh nya Rein yang saat ini melihat air mata Haruna kemudian dengan cepat berkata " maafkan aku, " sambil mencoba untuk mendekati tubuh Haruna. " aku tak sengaja melakukan itu, jadi bangunlah. 

Pas! 

menangkis tangan Rein, saat ini bekal makanan yang dibawa Haruna dilemparkan ke samping tembok dengan besi jeruji . 

Prank! 

Terlihat bebas makanan Khas Hoka Hoka bento terjatuh dan tumpah dan berceceran . " baiklah! aku akan melupakan semua, apa yang telah kamu lakukan kepada ku! dan setiap kamu selalu ada disaat dalam masalah. " berkata Haruna kemudian berdiri . 

Rein yang saat ini merasakan diri nya terlalu berlebihan, menyikapi sifatnya kemudian dengan cepat menangkap tangan Haruna. " tunggu! maafkan aku! " berkata Rein kemudian berjalan ke arah bekal makanan yang terjatuh. 

Bug! 

duduk bersila dan kemudian dengan cepat, Rein mengambil sumpit yang ada di dalam kantung bekal makanan dan dengan lahap memakan bekal makan yang terjatuh. " aku akan memakan semua bekal makanan dari mu, apa kamu senang, Haruna?."berkata Rein yang terlihat lahap memakan makanan tanpa tersisa. Rein melakukan hal tersebut sebagai bentuk permintaan maaf karena bersikap kasar pada Haruna yang saat ini memperhatikan nya, namun karena sikap berlebihan Haruna yang membuat Rein berpikir macam macam, jika Haruna akan terlibat masalah nanti dimasa depan. 


Bagaimana pun saat usia mereka menginjak Lima belas tahun, maka mereka akan mendapati beberapa musuh yang akan mengincar Rein dan Rose dimasa depan. Saat ini Rein hanya mencoba untuk meminimalisir keadaan, yang dia tahu bahwa musuh bisa saja menggunakan orang terdekatnya dan kemudian membuat pertaruhan yang mungkin akan sulit untuk di Terima. 

Berjalan ke arah Rein, kemudian Haruna yang terduduk dan melihat semua bekal makanan telah habis dimakan Rein kemudian berkata " apa masih ada sisa makanan untuk ku?, aku bahkan belum memakan sedikit pun! "

" apa! " teriak Rein keras. " jadi bekal ini bukan untuk ku?. "

kruk kruk! 

Terdengar bunyi perut kelaparan dari Haruna yang terlihat berdiri dan mundur menjauhi Rein  dengan menahan tangisannya. " kamu membentakku lagi Rein! "

EPISODE 05

Rein yang terlihat salah berucap, kemudian berdiri dan mengejar kembali Haruna. menangkap tangan nya. " maaf aku hanya terkejut mendengar bekal ini bukan untukku. " berkata Rein yang masih melihat Haruna menundukkan wajahnya dan sesekali mengusap air matanya. 

" baiklah sebagai permintaan maaf akan aku traktir kamu untuk makan Ramen di Ruko dekat sekolah " berkata Rein dengan tersenyum. 

Menengadah mukanya Kemudian Haruna melihat senyum di wajah Rein. " benarkah? tapi bagaimana kita akan keluar sekolah, saat ini jam pulang masih lama. " berkata Haruna kemudian melihat Rein membungkukan badan. 

" naiklah! akan aku bawa kamu untuk keluar dari sekolah. "berkata Rein kemudian melihat kembali ke arah Haruna. 

Haruna yang memang tahu bakat Rein kemudian mencoba untuk menolak karena alasan yang aneh. " tapi, bukannya kamu tidak mau menggunakan bakatmu dan menyuruh ku untuk melupakanmu dan semua yang aku tahu?. "

" apa benar itu yang kamu inginkan, Haruna?"  berkata Rein terkekeh. " ini tawaran terakhir, lupakan apa yang aku katakan tadi, jadi cepat lah! "

" baiklah Rein, apa kita masih berteman?" berkata Haruna ragu dan kemudian tanpas Sadar tubuh nya telah digendong oleh Rein. 

" haha! tentu kita akan terus berteman, asalkan kamu merahasiakan semua yang kamu tahu. " berkata Rein yang kemudian berkonsentrasi dan dalam sekejap tubuh nya melompati pagar pembatas di atap gedung sekolah. 

Hup! 

Beberapa debu berterbangan di sekitar loncatan tinggi Rein, terlihat angin berputar beberapa kali dan kemudian lenyap seketika setelah Rein melompat. 

" iya, akan aku rahasia kan semua yang aku tahu" berkata Haruna menempel kepala nya di dekat leher Rein. 

Hup! 

" baiklah! mungkin di dekat tembok itu kita akan turun . " berkata Rein memastikan tidak ada orang yang melihat mereka. 

" Rein, apa kamu merasakan sesuatu saat menyentuh bokongku?" berkata Haruna tiba-tiba membuat Rein sedikit terkejut. 

" anu itu anu! apa ya! " berkata Rein polos dan tak ada pikiran apapun. 

" hihihi, seperti yang aku duga, kamu memang anak baik Rein " berkata Haruna terkekeh-kekeh dengan tangan menutupi mulut nya. 

Rein yang saat ini menggaruk Kepala hanya terdiam tanpa berkata apapun, Kemudian Rein mencoba untuk berpikiran kembali dan mengingat beberapa hal dari saudara perempuan nya. " mungkin kamu belum tahu, tentang saudara perempuan ku, ?"berkata Rein yang sembari teringat sudah beberapa kali Rein memukul bokong Rose saat mereka bermain bersama atau sekedar hukuman pelatihan. 

Haruna yang mendengar perkataan lirih Rein kemudian dengan penasaran bertanya " saudara perempuan? kamu punya saudara perempuan? tapi aku bahkan tak melihat dia ada disekolah kita, dan bahkan aku belum mengenal saudara perempuan mu?. "

Mendengarkan pertanyaan Haruna yang  mengarah langsung dan membuat Rein salah tingkah. " lupakan saja tadi. " berkata Rein kemudian menarik tangan Haruna  untuk masuk kedalam Ruko Ramen. " dan seperti aku juga masih lapar, jadi hari ini kita akan makan sepuasnya. "

Setelah mereka berdua selesai makan Ramen, kemudian Rein dengan cepat kembali ke atap gedung sekolah ,dengan melompat beberapa kali ke atap rumah. 

Hup! 

" Kita telah kembali " berkata Rein yang kemudian menurunkan tubuh Haruna. " lebih baik kamu cepat kembali ke kelasmu, sebelum bel berbunyi . 

Teng! Teng! Teng! 

Bahkan saat mereka sudah akan mencoba untuk kembali ke kelas masing-masing, dengan cepat bel masuk berbunyi. " auh! sial! ternyata aku harus mengasah teknik lompatanku kembali! " berkata Rein sedikit kesal karena tidak bisa tepat waktu. " Haruna, cepat lah! "

" Rein! tunggu! "berkata Haruna kemudian menarik tangan Rein. 

Kiss! 

Rein yang terkejut dengan apa yang dilakukan Haruna kemudian terdiam beberapa saat, merasakan ciuman Haruna yang tiba-tiba datang ke bibir nya. 

Baeh! 

Melepaskan ciumannya, kemudian Haruna berkata Dengan tersenyum " aku akan ambil ciuman pertama mu, agar suatu saat saat kita dewasa tidak ada perempuan lain yang mencoba untuk mendekati mu! "

" eh! "berkata Rein kikuk. 

" Dan satu lagi! hari ini aku ingin bertemu dengan saudara perempuan mu! apakah dia adikmu atau kakakmu?" berkata Haruna yang kemudian dengan cepat berlari meninggalkan Rein. " akan aku tunggu kamu di depan Gerbang masuk sekolah dan bawa aku kerumah mu, oke" mengedipkan matanya . 

Wink!

" eh! tapi. " berkata Rein yang kemudian melihat Haruna telah jauh pergi ke arah tangga atap gedung. " apa yang harus aku katakan pada ayah? padahal saat ini aku ingin belajar beberapa teknik terbang milik ayah. "

Rein yang saat ini bingung dengan apa yang harus dilakukan nya kemudian kembali ke kelas untuk memulai ulangan kenaikan kelasnya. 

" Huf! akhirnya selesai! dan bulan depan aku akan naik ke kelas dua, dan tentunya mungkin Haruna akan naik ke kelas tiga,dan setahun lagi dia akan masuk SMA" berkata Rein kemudian menggertak badannya . " Dan dalam setahun kedepan akhirnya aku bisa bebas dari Haruna! hahahah! "

Saat ini Rein yang sedang bergumam dan berkata beberapa hal,kemudian melihat dirinya menjadi pusat perhatikan kelasnya. 

" anak aneh, tapi dia mengenal dengan baik kakak kelas kita yang terkenal cantik dan populer di kelas dua, sungguh mujur nasib Rein" berkata salah satu siswa lelaki. 








ANOTHER WORLD
REIN AND ROSE

VOLUME 1

EPISODE 06-10


" siapa dia?"

EPISODE 06
Teng! Teng!

Bunyi jam sekolah telah usai, Terlihat banyak murid SMP berjalan di Koridor. Riuh suasana memekakan telinga.

" huh! " menarik nafas dalam dalam, berdiri melihat jendela kelas, Terlihat Rein saat ini mencoba untuk memastikan. " apa yang akan aku katakan pada , Ayah jika hari ini aku tak akan  ikut pelatihan?. " berkata Rein kemudian merapihkan perlatan. " baiklah, mungkin akan aku jelas kan setelah sampai di rumah. "

mengambil tas, Tanpa sengaja Rein menjatuhkan sesuatu dari dalam tasnya yang belum tertutup Rapat.

Bug!

Sebuah gulungan surat, jatuh ke lantai. Mengambil dan mencoba untuk mengingat gulungan surat yang di temukannya saat usia 8 tahun. " apa benar, mereka ada di sini?. " berkata Rein terdiam beberapa saat, melihat semua teman sekelasnya telah meninggalkan kelas dan hanya menyisakan beberapa orang yang sedang berbincang.

" Rein, apa kamu mau langsung pulang?" bertanya salah satu siswa lelaki. " Apa kamu bisa ikut tanding Bola Hari ini?. "

" hehehe" tersenyum dan meletakkan tangan di belakang kepala nya. " Maaf, hari ini seperti sampai liburan aku akan sibuk. " berkata Rein tak terlalu memperdulikan ajakan teman sekelasnya.

Hap!

" tunggu Rein! "menangkap pundak Rein dengan keras. Seorang lelaki kekar yang duduk dibelakang bangku Rein bertanya. " apa kamu saat ini sedang dekat dengan salah satu kakak kelas kita, siswi populer di kelas dua, Haruna. "

" Ya katakan Rein" teriak beberapa orang, menggoda Rein dengan tertawa lepas. " Ya katakan saja!. "

Srek!

Berjalan dengan mengambil tas, dan kemudian memanggulnya. " bukan urusan kalian. " berkata Rein tak mempedulikan semua orang. " Dah! " sambil melambaikan tangan kebelakang, Rein kemudian dengan santai meninggalkan Kelas.

Jedur! memukul meja!

" sial, sombong sekali dia! " berkata siswa kekar menggertak giginya.

" Apa masalah, Tom! . " berkata yang lain. " biarkan saja dia, lagi itu memang bukan urusan kita. "

Srek!

mengambil tasnya dan berjalan keluar kelas. " hah! terserah saja! " berkata Tomy yang meninggal kan kelas, melihat tubuh Rein yang masih terlihat di lorong sekolah . " hihi! lebih baik aku ikuti dia. "

Tap! tap!

Terlihat saat ini lingkungan sekolah sedikit sepi dari pada biasanya. Bagaimana pun saat ini adalah akhir dari pencapaian sekolah. Dimana semua siswa sedang melakukan Ulangan kenaikan Kelas. Untuk beberapa siswa biasanya akan menghabiskan waktu untuk tetap di lingkungan sekolah.

" hem, seperti dia tak akan jadi kerumah. " berkata Rein yang melihat Gerbang masuk sekolah. " bagus lah, pada akhir nya aku tetap bisa melakukan pelatihan bersama ayah untuk beberapa minggu kedepan. "

Berjalan Rein dengan cepat, saat ini mencoba untuk keluar dari Gerbang sekolah. " akhirnya aku bebas! " teriak Rein mengayunkan tangan nya.

" eh?" berhenti tersenyum, saat ini Rein melihat seseorang sedang berdiri dengan menundukkan wajahnya. " Haruna?. "berkata Rein yang melihat haruna yang sedang menenteng tasnya.

Melihat ke arah Rein.

Terlihat senyum manis di wajah Haruna. " kamu sudah selesai mengerjakan ulang Rein?. " berkata Haruna kemudian melangkah dan berjalan ke arah Rein.

Swoss! angin berhembus.

Terlihat Rambut Haruna terkibas oleh tiupan angin, sama seperti halnya Rambut Rein. Menatap mata masing-masing. " hihihi, aku sengaja mempercepat ulanganku hari ini untuk cepat cepat menunggu mu pulang. " berjalan Haruna tersenyum.

Rein hanya terdiam beberapa saat, " aduh! Bagamana ini?" berkata Rein dalam hati.

Berjalan pelan ke arah Haruna, " apakah benar kamu hari ini jadi main kerumah ku?. " berkata Rein dengan wajah sedikit lesu.

Hap!

mendekap tangan Rein, dengan wajah bahagia Haruna berkata " tentu, lagi pula kamu sudah berjanji bukan? dan aku penasaran dengan kakak perempuan mu, siapa namanya?. "

" eh, dia bukan kakakku! " teriak Rein dengan wajah masam. " lagi pula jika kamu kerumahku saat ini, aku akan merasa malu Karena memiliki ayah galak . "

EPISODE 07
Dilain tempat, di sebuah pertemuan para anggota sekte sayap kebebasan. " hachieu! " bersin beberapa kali.

" anda baik baik saja ketua?. " berkata salah satu anggota sekte.

" ya, mungkin cuaca dingin membuat tubuh perlu sedikit bergerak. "  berkata Gerald menutup pertemuan. " kita akhiri ini, dan untuk semua orang diharapkan bisa mengetahui informasi tentang persembunyian Genos dan Shaky. "

" baik! ketua! " beberapa beberapa anggota kemudian membubarkan diri.

" hem, seperti pergerakan mereka sampai tahun ini belum di mulai. " berkata Gerald kemudian meletakkan jubah sekte dan menyimpan nya dalam koper.

Dalam perjalanan pulang, Saat ini Rein dan Haruna berjalan melewati taman kota. " Haruna, apa kamu mau mampir ke taman dahulu?. " berkata Rein yang masih dalam dekapan tangan Haruna.

" hihi, mungkin sebentar saja dan lihat seperti ada penjual icecream, kita ke sana. " berkata Haruna menunjuk ke arah penjual icecream.

" emh Baik lah" berkata Rein yang mencoba untuk melepaskan pegangan tangan Haruna. Namun, apapun yang di lakukan Rein, tangan Haruna Tatap tak melepaskan dekapannya.

" cepat Rein" berkata Haruna membawa dan menarik tubuh Rein.

" iya iya! " berkata Rein sedikit muram.

Srek srek!

" jadi benar, mereka ada hubungan! " berkata tomy didalam semak semak. " awas saja kau Rein! akan aku hajar kau! "

Hap!

Seseorang di belakang tubuh tomy, memegang pundaknya. " apa kamu ingin mencoba untuk memberinya pelajaran?" berkata Seseorang yang saat ini berdiri di depan tubuh tomy.

" siapa kalian?" berkata Tomy melihat dua orang berada di dekat nya. " mau apa kalian?. "

" ken, apa sebaiknya kita urungkan niat kita?" berkata soma yang saat ini berjongkok di hadapan Tomy. " hei nak, apa kamu ingin mencoba untuk memberinya pelajaran? akan aku berikan sesuatu yang akan cocok dengan tubuh besar mu. "

Dengan wajah sedikit takut, mencoba untuk kabur namun saat ini Ken berjalan mendekati Tomi. " ini adalah pil ajaib yang akan mempermudah segala urusan mu, bahkan dengan pil ini Raja Mamoth akan mudah dilumpuhkan dengan sekali serang.

" tidak! tidak! jangan Ganggu aku! " berkata tomy kemudian mencoba untuk menghindar, berlari kembali ke arah pulang.

" Bagaimana ken?" berkatasoma yang melihat isyarat dari ken. " baiklah jika itu kemaunmu. "

tik! 

menjentikkan jari, terlihat sebuah pil bulat hitam melayang ke arah saku tomy. " dengan ini kita akan mencoba khasiatnya. haha! " berkata Ken yang kemudian menghilang terbang ke atas di susul soma. 

hup! hup! hup! 

" mengapa kita tidak menghajarnya langsung ken?" berkata soma yang terbang menyusul Ken. 

hup! hup! hup! 

" hahaha! kita tidak mau memancing ayahnya untuk keluar lebih cepat, bahkan master besar kita Genos hanya memperbolehkan kita untuk bergerak secara perlahan. " berkata Ken yang berhenti terbang. " soma! stop! . "

Hinggap di ranting pohon, ken dan soma berhenti dan memperhatikan seseorang. " Dan itu incaran kita, soma kita ikuti dia! "berkata Ken yang saat ini melihat Rose yang berjalan bersama seseorang wanita yang lebih tua darinya. 

" Apa rencanamu?" berkata soma melihat wajah ken sedikit terkekeh. 

" untuk sementara kita kembali, saja ke markas dan biarkan anak itu melakukan tugasnya. " berkata Ken dan soma yang dengan cepat terbang kembali menuju suatu tempat. 

EPISODE 08
Di taman, 

" baiklah! kita harus cepat pulang " berkata Rein yang saat ini berjalan dan membuang bekas pedelpop ke tong sampah. 

Pung! 

" Tunggu Rein, " teriak Haruna yang berlari untuk mengejar Rein. " walaupun sebentar ini seperti kencan pertama ku? hihihi. "

Mendengar apa yang dikatakan Haruna, Rein merasa dirinya kikuk. " apa?. "berkata Rein terkejut. " tunggu! itu bukan kencan! bahkan itu hanya makan icecream saja, fuh!. "

" hihi " terkekeh kecil Haruna kembali memegang tangan Rein. " cepat lah , aku sudah tidak sabar bertemu kakakmu. "

" lagi lagi! " berkata Rein dengan muka masam. " huf sudah lah. "

Terlihat mereka memasuki beberapa Gang di jalan sinubaya, berjalan perlahan melewati beberapa toko. 

dek! 

berhenti! 

" tunggu aku ingin membeli sesuatu untuk seseorang " berkata Rein melihat toko yang menjual bunga. " aku ingin membeli beberapa bunga, berapaan?. "

" cuma 20K saja" berkata penjual bunga kemudian memberikan ikatan bunga mawar pada Rein. " Terima kasih. "

" Terima kasih " berkata Rein memberi kan uang. 

hap!

" untuk siapa bunga itu Rein?" berkata Haruna penasaran. 

Rein terdiam beberapa saat, terlihat dia berjalan ke sebuah rumah mewah. " tunggu sebentar aku ingin menemui seseorang. " berkata Rein menekan tombol bel. 

pip! 

ting tong! 

Setelah menekan tombol, terlihat seorang yang berjalan dengan memakai setelan khas seorang guru. " iya! tunggu sebentar. "

krek! 

membuka pintu. 

Terlihat seorang wanita bertatap muka dengan Rein. "nona Erika, " berkata Rein memberikan bunga pada wanita yang masih mengenakan seragam guru. 

Hap! 

" apa bunga ini untuk ku?" berkata Erika Rin. " apa kamu mau masuk? dan siapa gadis manis ini Rein?. "

Merasa di puji Haruna, sedikit menunduk dan berkata " aku Haruna kekasih Rein saat usia kami 8 tahun. "

" eh! " berkata Rein terkejut. " tunggu sejak kapan kamu memutuskan hal itu. "

Memegang erat tangan Rein, dan meremasnya. " hihihi, sudah aku katakan kita berdua harus bersama. "berkata Haruna yang sedikit cemburu melihat erika Rin yang tampak masih muda dengan tubuh yang bagus porsinya. 

" hihihi " terkekeh kecil, Erika Rin kemudian berkata " apa kalian mau mampir ? dan akan aku kenalkan seseorang teman priaku. "

" Kalau kamu mencari Rose, tadi aku bertemu dengan nya, dan seperti nya dia sudah pulang bersama ayah kalian. " berkata Erika rin lanjut. 

Mendengar Erika rin menyebutkan seorang pria Dengan wajah terkejut Rein berkata " tidak, tidak aku hanya ingin memberikan bunga itu padamu, dan sampaikan salamku pada tuan sotta dan nyoya Alena. " Terlihat Raut wajah Rein masam ketika mendengar Erika rin membawa seorang pria ke rumahnya. 

" jadi begitu ya, tapi mungkin kalian akan cocok?" berkata Erika rin yang memanggil teman prianya. 

Tap! Tap! Tap! 

Berjalan seorang pria dari anak tangga menuju pintu masuk rumah Erika rin. 

Bang! 

Menggandeng tangan, terlihat Erika rin menunjukkan ekpresi senang. " Hody! perkenalkan dia Rein dan teman nya, haruna. " berkata Erika rin mencoba untuk memperkenalkan Hody dengan Rein dan Haruna. 

Terlihat Rein merasa ada yang aneh dengan pria berwajah tampan namun pendiam, " baiklah kami permisi. " berkata Rein dan Haruna tak ingin berlama-lama di tempat tinggal Erika rin. 

Berjalan menatap tajam ke arah Hody" siapa dia sebenarnya? bahkan saat aku menjabat tanganya sedikit ada aura seperti paman torao, hem. " berkata Rein berjalan melamun. 



EPISODE 09

Din! Din! din! 

Din! Din! Din! 

Dalam perjalanan pulang, sebuah mobil yang seperti kehilangan kendali terlihat akan menabrak seorang ibu yang sedang memegang tangan anaknya di pinggir jalan penyebaran. Suara klakson mobil terdengar keras dan berbunyi terus menerus. Mencoba untuk memperingatkan seorang ibu yang masih berdiri dengan anaknya di dekat tiang penyebaran. Suasana sedikit lenggang, dan hanya sedikit mobil yang terlihat dan beberapa orang yang saat ini terkejut melihat mobil yang membunyikan klakson beberapa kali. 


Din! Din! Din! 

Seorang ibu dan anak saat ini terkejut melihat sebuah mobil yang kehilangan kendali mengarah pada mereka. Tak bisa bergerak ataupun mencoba untuk menghindar " Tidak! " teriakan kencang seorang ibu yang mencoba untuk melindungi anaknya. 

BRUUK! 

Mobil dengan cepat menabrak ! terdengar suara panjang klakson mobil, terus berbunyi. Semua orang melihat asap hitam mengepul. dari kap mobil sedan." apa yang terjadi! bagaimana dengan mereka! " teriakan beberapa orang yang melihat kejadian. 

Hup! 

Melompat turun ke arah Haruna. " kalian tidak apa apa?" berkata Rein pada seorang ibu yang saat ini di turunankan dari gendongan tangan Rein. 

Bug!

Terlihat seorang ibu yang menggendong anaknya, terkejut melihat dirinya selamat dari kecelakaan. " eh, Bagaimana bisa? apa yang barusan terjadi?" berkata ibu yang saat melihat anaknya menangis. " sayang tidak apa apa kita selamat, tapi siapa dia?. "

Sambil melihat sekeliling, Tak terlihat sosok Rein dan Haruna berada didekat nya. Dan hanya terlihat beberapa orang mendekati mereka. " anda tidak apa apa nyonya?" berkata beberapa orang terkejut dengan apa yang telah terjadi. 

" eh iya, aku baik baik saja, " berkata wanita yang kemudian menerunkan anaknya dan berjalan kembali. 

Run Rin Run. 

" Haruna, cepat! " teriak Rein menggandeng tangan Haruna dan berlari untuk menghindari kerumunan. 

" kenapa kita lari Rein, bukankah lebih baik kita tetap disana untuk memastikan?. " berkata Haruna terengah-engah. " berhenti Rein, aku capek. "

Dek! 

Mendadak berhenti berlari, Tubuh Haruna dengan cepat menabrak tubuh Rein . 

Bag! 

" maaf  Rein! " berkata Haruna membuka matanya. 

" iya, tak masalah " berkata Rein yang terjatuh di jalan. 

Deg! Deg! Deg! 

Jantung berdebar!. 

Haruna yang melihat tubuh nya saat berada di atas tubuh Rein, melihat dengan jelas wajah Rein yang saat ini membuka matanya. " Rein, maaf. "

Membuka matanya, Rein melihat wajah Haruna yang jelas terlihat manis. " apa kamu bisa bangun sekarang?. "berkata Rein sedikit gugup karena posisi mereka yang terlalu dekat. 

Hup! 

"maaf Rein . " berkata Haruna dengan wajah memerah dan terseyum sendiri. 

Melihat sekitar, Saat ini Rein memastikan tidak ada yang melihat mereka. " Dari sini kita akan dengan cepat sampai. " berkata Rein menggendong tubuh Haruna. 

Hap!

Melihat apa yang dilakukan Rein, mencoba untuk mengimbangi gerakan tubuh nya, Haruna mendekap dada Rein dengan tangan memegang leher Rein. Melihat dengan jelas samping wajah Rein yang serius. " Rein" berkata Haruna memerah wajah nya. 

Rein tetap berkonsentrasi dengan apa yang di lakukan nya, Melompati beberapa Rumah dan pepohonan dengan menggendong Tubuh Haruna. 

Swir swir! hembus angin ! 

Berhembus beberapa kali terlihat angin menyikap Rambut Rein. " sebentar lagi kita sampai hanya tinggal melewati hutan dan belakang gunung disanalah rumahku. "berkata Rein melompat ke udara. 

Hap! 

Menjatuhkan dirinya di sebelah setapak jalan yang mengarah ke sebuah rumah besar dengan banyak pagar yang sedikit tinggi. " kita telah sampai, dan itu  rumah ku. " berkata Rein sembari menurunkan tubuh Haruna. 

Hep! 

"waaah! jadi ini rumah mu? besarnya! " teriak Haruna kagum melihat rumah besar milik Rein. " Jadi kalian tinggal disini, dan mengapa kamu tidak pernah mengatakan nya bahwa kamu adalah seorang keturunan kaya?. " 



EPISODE 10
Mendengar apa yang dikatakan Haruna, Rein hanya menghela nafas. " Jangan beritahu kan siapapun, dan berjanji untuk tetap merahasiakan apapun yang kamu lihat, mengerti!!. " berkata Rein tegas. 

Haruna sedikit terkejut dengan perkataan Rein, yang membuat dirinya lebih penasaran dengan keluarga Rein. " oke oke, aku mengerti dan lagi pula selama ini aku bisa memegang janjiku padamu bukan?" berkata Haruna membusungkan dadanya. 

Keringat dingin.! 

Melihat apa yang dilakukan Haruna, melihat Dada Haruna yang membusung membuat Rein terkekeh kecil. " jika kamu sudah paham dan mengerti, akan aku bawa masuk dan memperkenalkan Saudara perempuan ku. "

" Huft! " menarik nafas dan mencoba untuk menenangkan diri. Rein kemudian berjalan bersama  Haruna ke pintu gerbang masuk Rumah nya. 

Terlihat wajar untuk Haruna yang saat ini mengetahui kenapa Rein tak mau indentitas diketahui oleh banyak orang. " aku sudah tidak sabar, ingin menemui kakakmu dan keluarga mu. "

Tap! tap! tap! 

Berjalan dan menemui seseorang yang saat ini sedang berjalan jalan dengan menggunakan Mobil offroud kecil, Seorang yang sangat Familiar. " wah! Rein kamu sudah kembali?" berkata mozza yang saat ini turun dari mainan mobilnya. "heh, siapa dia?. "

" aku Haruna, kekasih Rein dan aku ingin berkunjung. " berkata Haruna memperkenalkan diri. 

" sejak kapan?. " berkata Rein dengan muka masam. " bahkan aku belum memutuskan pilihan ku dan umur kita juga masih seumur jagung. "

puk! puk! 

menempuk pundak Rein, terlihat mozza menyilang kedua tangan nya di belakang punggung nya, berjalan " untuk hari ini kita libur saja ya. " berkata mozza kemudian dengan cepat melompat ke arah atap rumah. "

" tunggu! paman mozza! " teriak Rein yang sedikit kesal. " bahkan kita bisa melakukan latihan malam hari, bukan. "

Sedikit mengeluh dengan situasi, Rein dan Haruna berjalan ke pintu masuk rumah. " ayah, mama dan mama aku pulang! " berkata Rein masuk kedalam rumah bersama dengan Haruna. " Haruna masuklah. "

Melepaskan sepatunya, kemudian Haruna menyambar tangan Rein. " baik! "

duk! duk! duk! 

Terdengar suara gemuruh seseorang berlari melewati anak tangga, dan dengan cepat melompat ke tubuh Rein. " Rein! kamu sudah pulang. " teriak Rose mengayunkan tangan mencoba untuk mendekap tubuh Rein. 

Hap! 

menengadah tangan ke wajah Rose. " stop! rose, hari ini aku membawa seorang teman. " berkata Rein yang melihat Rose berhenti di depannya. 

Terkejut dengan apa yang terjadi Rose mencoba untuk berdiri dan melihat gadis yang dibawa Rein. Memandang beberapa kali. " waahh! adikku sudah besar! sekarang! ayah! ibu ibu! lihat Rein!. "

Belum sempat Rose melanjutkan teriakan nya, Tangan Rein menyekap mulut Rose. " set! diam, Rose. " berkata Rein mencoba untuk mengendalikan seseorang. " dia hanya ingin bertemu dengan mu. "

" Benarkah?" berkata Rose terdiam dan mendekati Haruna. " jadi kamu ingin bertemu dengan ku, siapa namamu?. "

" aku Haruna, kakak ipar" berkata Haruna memperkenalkan diri . 

" eh, kakak ipar hahaha! " berkata Rose senang. " baguslah! jadi memang sekarang aku telah menjadi seorang kakak! " Terlihat Rose menepuk nepuk kepala Rein. 

puk! puk! puk! 
" Rein kamu sudah dengarkan! " berkata Rose tertawa dan kemudian menggandeng tangan Haruna berjalan ke arah kamarnya. " ayo ikut aku. "

Rein yang sedikit cemas mencoba untuk mencegah Rose mempermainkan Haruna. " tunggu, kita kan pulang. "

" apa maksudmu? sekarang dia tamuku jadi pergi lah. " berkata Rose dengan wajah serius. 

" Tapi! " berkata Rein terdiam. " hah! masalah apa lagi yang akan timbul nanti, lebih baik aku mandi saja. "


Tak lagi memperdulikan apapun, Rein berjalan ke arah kamarnya dan menahan nafas kwatir. 


bersambung.








Comments

Popular posts from this blog

ANOTHER WORLD REIN AND ROSE THE FUTURE WORLD

⏹Episode sebelumnya ANOTHER WORLD REIN AND ROSE "Rein in The Future world " Episode 451 Terbang menghilang mencoba menjauh dari Gerald, saat ini Rein menggenggam erat tangan Khalisa, " Lebih baik kita pergi! aku hanya membuat alasan dan bagaimana pun, aku ingin beristirahat " berkata Rein yang melemparkan Kubus portal. " Khalisa Kita masuk! " mengikuti pergerakan Rein, " baik Rein tapi kita akan pergi kemana?" ujar Khalisa mengikuti. Tersenyum! " Aku hanya ingin menghindari dari perjodohan dengan Haruna, itu saja yang ada dipikiranku, Lagi pula saat ini aku masih perlu bantuanmu untuk mengobati luka dalam yang mengenai Liverku". Sambil bergerak maju, Rein membuka tabir diudara. " Kita sampai!. " Jatuh! " Uwaaa!!! " Teriak keduanya melompat masuk di Danau berlumpur. Beberapa menit setelah mencoba mengangkat dirinya, Rein membantu Khalisa untuk membersihkan diri. " Baiklah kita akan membersihkan diri di sungai itu

GREAT NAME of AURUM

Mina, Kali ini Nascita dan Ranah pemahaman akan mengshare sebuah kisah yang terlahir untuk mereka yang suka dengan aliran dan alur Ranah pemahaman.  Siapa lagi kalau bukan kisah yang ditunggu, kisah dibalik tiga saudara. kisah anak yang terbuang dan tersingkir.  Penasaran, yuk simak langsung..  Great Name of Aurum "Anak yang tersingkir. " Episode 01 Petarungan besar! Menapakkan kakinya di lempeng batu, Sambil menatap langit hitam yang dipenuhi sambaran kilat yang menggelegar. Langit seolah terbuka dan menangisi kepergian seseorang, Memegang pedang kecil bercahaya. Tampak Darah mengalir dari tangan yang mengikuti aliran derasnya hujan. Seorang perempuan yang tergeletak tak berdaya, mencoba memainkan jarinya yang penuh dengan darah yang mengalir. Melihat sosok pemuda yang menggenggam pedang bercahaya yang siap menghunjam tubuh seseorang yang sedang tak sadar diri. Menangis... " Aurum!! hentikan! aku mohon! tolong jangan bunuh ayahku! "Sambil mencoba untuk bangkit, seo