Skip to main content

Pesugihan Bulu Mertua

 Pesugihan Bulu Mertua #3

Di sebuah kamar tertutup di dalam rumah. Sebuah kamar yang bahkan Bagas tidak mengetahuinya.

"Jangan heran, sudah kamu tidur dulu. Buka pakaian mu. Sekali giliran mu buat mama cukur" Ucap Arumbi mengambil gunting yang berbeda dari sebuah lemari di dalam kamar yang dipenuhi lambang aneh.

"Hais, pake berdiri lagi" Ucap Arumbi menggeleng kepala sambil bersiap memotong satu persatu bulu Bagas.

"Naluri mah" Ucap Bagas terkekeh sambil merasakan sesuatu di pegang Arumbi.

"Keras Gas, kita mulai" Ucap Arumbi terkekeh saat ini.

"Auh, Jangan disentuh ujungnya.." Beberapa kali Bagas terkejut.

Sampai bulu ke seratus, Bagas tak sadar dia mengeluarkan cairan putih ditangan Arumbi. Dan saat ini Bagas begitu malu sampai ke ubun-ubun. "Duh, memang sudah berapa lama ngga di keluarin?" Tanya Arumbi menggeleng kepala.

"Tahu deh, Semalam aku mau gituan sama Lara, tapi dia tidak mau buka pintu" Ucap Bagas menjelaskan.

"Nah, kamu sendiri tahu sekarang. Makanya dengarin mamah ya. Ini buat ke Baikan kalian loh.." Ucap Arumbi membersihkan tangannya.

"Udah gini doang kan?" Tanya Bagas.

"Belum, kita ritual dulu.." Ajak Arumbi yang sekarang membuka pakaiannya dan duduk berhadapan dengan bulu masing-masing.

Saat ini Arumbi membaca beberapa mantra aneh yang tidak didengar Bagas. Bagas sendiri memperhatikan Arumbi yang sedang melakukan sesuatu dengan pembakaran didepan mereka. Aroma bulu mulai menyengat, dimana Arumbi membakar satu persatu bulunya dan Bagas juga diminta membakar bulunya.

"Sampai habis gas" Ucap Arumbi.

"Iya mah.." Ucap Bagas merasakan bau menyengat sekarang.

Sampai beberapa jam kemudian, Arumbi meletakkan abu sisa pembakaran di sebuah kain. "Nah,besok kamu taburkan di tempat usaha mu ya." Pinta Arumbi.

"Baik mah" Ucap Bagas mengikuti.

Sekarang Ke-duanya keluar kamar untuk mandi. Tapi saat Bagas hendak keluar, Tangan Arumbi menghentikan dirinya.

"Gas, Jangan bilang-bilang ya. Sini Mamah bantu kamu kocokin di kamar mandi, Duh..Jadi janda Ngga enak loh" Ucap Arumbi seperti sedang menggoda Bagas.

"Tapi, mah.." Ucap Bagas yang lansung ditarik Arumbi.

"Sssh, udah cuma kita yang tahu"

Keduanya pun masuk kamar mandi dan perlahan pintu kamar mandi tertutup Rapat.

Beberapa hari kemudian, Saat ini Bagas dan Arumbi sudah sampai lokasi usaha baru mereka. Dimana Bagas juga sudah diminta untuk menjual rumahnya sebagai modal awal dan dibagi dua dengan istrinya. Sekarang tidak ada modal yang dikeluarkan Arumbi. Bagaimana pun, Syarat untuk membuat usaha harus menggunakan modal utama pemilik dan Arumbi tidak ikut campur tangan. Dia hanya memberikan pesugihan untuk usaha Bagas.

"Ingat ya, Jika berhasil. Keuntungan dibagi dua dengan Mamah. Kamu 85 pesen dan mamah 15 persen. Pokoknya semua uang itu milikmu, mama cuma minta jasa saja setiap tahunnya." Ucap Arumbi yang sekarang menjadi media pesugihan untuk Bagas,karena di setiap tiga bulan sekali Bagas harus memotong bulu mertuanya.

"Deal deh mah kalau begitu" Ucap Bagas setuju dengan hal tersebut, lagipula niat mamah mertuanya hanya ingin membantunya.

"Dan hubungan kemarin-kemarin jangan sampai Lara tahu,oke" Ucap Arumbi yang sekarang menemani Bagas Untuk memulai membuka usaha. "Jangan lupa tabur abu bulu mama dan bulumu."

"Siap Mah..tenang saja" Tutur Bagas bersemangat.

Tiga Bulan kemudian, seperti yang diharapkan. Usaha tempat makan Bagas begitu ramai, walaupun masih terlihat kecil. Tapi setiap keuntungan yang didapat Bagas selalu dibuat modal sembari dibagi rata antara dirinya, untuk istrinya dan juga untuk mertuanya. Dan Bagas Sendiri memilih untuk terus mengembangkan usaha tersebut sampai maksimal.

"Sudah tiga bulan, akhirnya usaha tempat makan ku bisa sukses. Ini semua berkat Mamah mertuaku. Oh ya, aku juga mau kasih hadiah deh buat Lara dan Reni" Tutur Bagas senang dan dia memutuskan untuk pergi belanja.

Sampai lah dia yang sudah membeli beberapa barang berupa tas mewah dan sebuah motor baru. "Nih Ren, janji ayah dulu" Ucap Bagas dipeluk Reni.

"Wah, ini model baru. Makasih ya" Ucap Reni senang begitu juga istrinya yang sekarang mau bicara dengan Bagas.

"Nanti malam ya" Ucap Bagas meminta jatah sekarang.

"Ih sayang, kamu ya.." Cubit Lara dipinggang Bagas.

"Aduh ada yang seneng sampai lupa" Tegur Arumbi ikut senang melihat Bagas sekarang.

"Nih buat mamah.." Ucap Bagas memberikan Hadiah untuk Arumbi.

"Banyak banget gas,isinya apa" Tanya Arumbi yang dicegah Bagas membuka kadonya.

"Ya sudah, malam ini aku yang masak. Mamah istirahat saja" Ucap Reni yang kemudian membawa tas mewah dan beberapa pakaian bermerek ke kamarnya. Dia begitu senang mendapatkan hadiah mahal dari suaminya.

Berbeda dari Arumbi, yang sedang melihat isi kado hadiah pemberian Bagas. Dia tertegun melihat isi didalamnya, "Bagas,Bagas ini benda buat apa?, lalu baju apaan ini sih? Kok kebuka semua tipis banget kaya plastik. Tapi kuat dan lentur" Ucap Arumbi heran dengan Hadiah pemberian Bagas.

Tapi bukan hanya itu saja hadiah kado yang diberikan Bagas untuk Arumbi, di dalam kado juga ada banyak perhiasan dan tulisan tangan yang mengatakan bahwa Bagas sangat berterimakasih Untuk semuanya. "Nah, ini baru mantuku" Ucap Arumbi senang dan tersenyum tapi dia juga masih ingin mencoba pakaian tipis dan lentur berwarna hitam yang diberikan Bagas padanya.

Dia langsung ingin mencoba sembari berlenggak lenggok di depan cermin, "Pasti ada maunya, hem dadas Nakal ya" Ucap Arumbi yang saat ini tak mempedulikan alat aneh pemberi Bagas.

Dan malam hari, setelah makan malam.

Bagas yang sekarang sudah sekamar dengan Lara, mereka berdua sedang bersenang-senang berdua. Dimulai dari jam 10 malam mereka terus berada di dalam kamar, bahkan sampai jam satu malam mereka terus bersenang-senang. Bahkan suara jeritan Lara dan Bagas bisa didengar dari tembok sisi kamar Arumbi. Bagaimana pun, kamar mereka memang berdekatan satu sama lain.

Arumbi sendiri seperti tak bisa tidur ketika mendengar mereka berdua terus menjerit, "haduw, bisa ngga sih udahan? Kaya kuda semua" Ucap Arumbi yang kemudian keluar dari Kamar.

Di berjalan ke arah pintu kamar Bagas dan Lara, sambil membuat suara ketukan kecil, "Lara, Bagas Jangan keras-keras dong, Mama Nggak bisa tidur nih".

"Iya mah" Ucap Lara yang langsung bungkam sambil melihat Bagas menaruh telunjuk di mulutnya.

"Kamu sih, makanya pelan-pelan Napa"

"Kan udah lama, Nggak begituan. Ayo lanjut" Tutur Bagas terkekeh sambil bermain pelan.

Arumbi kembali berjalan ke arah anak tangga, dimana sekarang dia sudah tidak lagi memiliki mengantuk. Dia memutuskan untuk menonton Film Horor di ruangan tamu.

"Enak ya tiap malam begituan" Tutur Arumbi yang saat ini melihat film sambil merokok kecil. Dia saat ini begadang semalaman sambil ketakutan sendiri. Dan pada akhirnya, dia sudah tertidur lelap di sofa dengan film yang sudah berakhir.

Sampai paginya, Lara yang ingin berangkat kerja melihat Arumbi yang masih tertidur. Dia kemudian langsung membangunkan ibunya "mah, Kenapa tidur diluar" Tanya Lara.

"Sudah pagi yang, Hoam.." Lirih Arumbi merentangkan tangannya sambil melihat Lara yang sudah berdandan cantik.

"Aku mau pergi kerja dulu,mah. Ranti juga sudah ke sekolah, oh ya. Tolong bilangin ke Mas Bagas, kopi sudah di meja makan sama sarapan. Aku pergi dulu ya" Ucap Lara berpamitan.

"Ya, Hati-hati" Ucap Arumbi yang kemudian menemani Lara ke depan sambil menutup Gerbang utama Rumah.

"Aku berangkat ya mah" Lara melambai.

"Iya" Ucap Arumbi yang kemudian segera masuk untuk mandi pagi.

"Habis mandi, aku mau tidur lagi"

Dan saat ini, Bagas juga sedang membenarkan celananya dan siap berangkat kerja. Dia melihat jam tangannya yang masih menunjukkan pukul 07:20.

Dia juga tidak terburu-buru dan tetap santai. Lagi pula sekarang dia sudah menjadi bos Restoran kecil. "Tinggal sarapan" Ucap Bagas bergegas menuju ke anak tangga. Dan saat ini dirinya berpaspasan dengan Arumbi yang naik tangga.

"Mah, aku mau berangkat ya" Ucap Bagas melihat Arumbi menguap beberapa kali.

"Iya, sarapan sama kopimu ada di meja makan, Lara sudah buatkan untuk mu. Bagaimana sekarang kamu senang kan" Tutur Arumbi yang hampir jatuh karena tidak sengaja salah injak anak tangga. Tapi untunglah, Bagas gercep segera menangkap tubuh Arumbi.

"Hati-hati mah" Ucap Bagas.

"Gara-gara kalian sih, ribut-ribut semalam jadi mamah sedikit pening" Ucap Arumbi yang kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk mandi.

Comments

Popular posts from this blog

EPISODE 2491-2699 GERALD CRAWFORD

 LELAKI YANG TAK TERLIHAT KAYA EPISODE 2491 - 2699 GERALD CRAWFORD BAB 2491. melihat banyak nya pasukan mayat , yang tak kunjung bisa di kalahkan walaupun sudah mengerahkan semua kemampuan baik gerald dan semua master kultivasi dan beberapa anak buah yang di bawa, menghadapi mereka semua seakan akan seperti menghadapi air, di pukul berapa kali pun bentuk nya akan selalu utuh apalagi pasukan dari mayat iblis tersebut, ketika di serang menggunakan teknik pedang cahaya makhluk berbetuk mayat ini akan kembali ke bentuk awalnya. Belum di ketahui kelemahan dan titik perapuhan dari semua prajurit mayat iblis yang telah menyerang gerald dan rombongan nya.  "Kalian semua Jangan alihkan pandangan kalian,tetap waspada dan jangan berpencar, lebih baik kita coba menyerang mereka dengan serangan ke satu arah!"berteriak nona Kimberly memerintahkan semua master kultivasi dan semua anak buah yang di bawa agar tetap dalam posisi bertahan.  Namun karena banyaknya prajurit mayat iblis yang t...

ANOTHER WORLD 01-100 VOLUME 01 REIN AND ROSE

YOUTUBE LOG IN NASCITA ANOTHER WORLD REIN AND ROSE EPISODE 01-05 VOLUME 01 Blood Of Crawford!  EPISODE 01 12 tahun kemudian, di dunia lainnya. Jepang 12 februari 2026 " Rein! bangun! " suara merdu seorang Ibu yang menghampiri anaknya. Peletak!  jitakan! Mengusap kepalanya, Lelaki berumur 12 tahun membuka matanya. Melihat dua orang wanita yang saat ini duduk di kasur empuknya. " cepat lah! hari ini kamu ulangan, bukan?" besar seorang ibu yang saat ini menyiapkan baju ganti di meja belajar anaknya. " hooaam! " menarik nafas, lelaki berumur 12 tahun mencoba untuk menggerakan tubuh nya. " iya mom, aku bangun. " bug! " apa kamu belajar sampai larut malam, Rein?" berkata seorang gadis yang menubruk jatuh tubuh Rein di kasurnya. " hihihi! seperti adikku akan menjadi peringkat satu kali ini! " Hup! Mencoba untuk bangun dan menggerakkan badannya yang saat ini masih di tindih tubuh anak gadis yang sama seumurannya. " menyingkir dar...

ANOTHER WORLD REIN AND ROSE THE FUTURE WORLD

⏹Episode sebelumnya ANOTHER WORLD REIN AND ROSE "Rein in The Future world " Episode 451 Terbang menghilang mencoba menjauh dari Gerald, saat ini Rein menggenggam erat tangan Khalisa, " Lebih baik kita pergi! aku hanya membuat alasan dan bagaimana pun, aku ingin beristirahat " berkata Rein yang melemparkan Kubus portal. " Khalisa Kita masuk! " mengikuti pergerakan Rein, " baik Rein tapi kita akan pergi kemana?" ujar Khalisa mengikuti. Tersenyum! " Aku hanya ingin menghindari dari perjodohan dengan Haruna, itu saja yang ada dipikiranku, Lagi pula saat ini aku masih perlu bantuanmu untuk mengobati luka dalam yang mengenai Liverku". Sambil bergerak maju, Rein membuka tabir diudara. " Kita sampai!. " Jatuh! " Uwaaa!!! " Teriak keduanya melompat masuk di Danau berlumpur. Beberapa menit setelah mencoba mengangkat dirinya, Rein membantu Khalisa untuk membersihkan diri. " Baiklah kita akan membersihkan diri di sungai itu...