Skip to main content

Pesugihan Bulu Mertua

 Pesugihan Bulu Mertua #2

Ya, mertuanya adalah seorang janda anak satu yaitu Lara. Ibu mertuanya sendiri memiliki Restoran hasil kerja kerasnya bersama suaminya dulu. Dan sekarang dia yang mengelola tempat tersebut. Walaupun cuma berharap, Bagas mungkin mendapatkan kesempatan bisa bekerja di Restoran milik ibu mertuanya. Ya, mau jadi apa saja boleh.

Bagaimana pun, Mungkin saja Ibu mertuanya membutuhkan bantuan dirinya mengelola dan itu hanya harapan Bagas saat ini. Sampai lah Bahagia di rumah besar milik mertuanya , dia saat ini sedang menunggu Lara atau Reni membuka gerbang rumah ibu mertuanya. Beberapa kali dia memencet bel rumah, tapi belum melihat seorang pun datang.

"Kenapa sih nggak ada pembantu dirumah segede ini?" Tanya Bagas yang heran dengan ibu mertuanya yang bahkan tidak memperkerjakan seorang asisten rumah tangga.

Dia tahu, karena dia sering melihat ibu mertuanya membersihkan sendiri rumah tersebut dan mengurus semuanya sendiri bersama suaminya saat ketika dia ngapelin Lara. Sekitar lima menit,  Bagas menunggu sampai sebuah suara seseorang berteriak.

"Ya, Ya.. Tunggu" Ucap seorang wanita berusia 42,5 tahun membuka pintu masuk rumahnya. Dimana sekarang dia baru saja selesai mandi dan hanya menggunakan pakaian seperti handuk dengan kain handuk dikepalanya.

"Pasti si Bagas.."

"Bagas, buka saja gerbangnya sendiri." Teriak seorang wanita yang tidak bisa keluar, walaupun gerbang utama begitu tinggi.

Dia menunggu Bagas dan memastikan bahwa itu dia. Dan saat dia melihat pintu gerbang terbuka, dia tersenyum melihat mantunya sudah datang. "Gas, jangan lupa kunci.."

"Ya, Mah.." Ucap Bagas memasukkan motornya dan kembali mengunci pintu gerbang utama.

Bagas sekarang berjalan ke arah pintu utama dan melihat ibu mertuanya yang masih menunggu di celah pintu. "Mah, gimana kabarnya?" Tanya Bagas.

"Udah-udah masuk dulu cepat, mamah cuma pake baju handuk" Ucap Ibu mertuanya Bagas yang tersenyum.

"Iya.." Ucap Bagas sembari melihat ke sekitar dan kemudian masuk ke dalam rumah.

Dia sedikit tertegun ketika melihat Ibu mertuanya berjalan menuju tangga dan dia disuruh duduk sebentar. "Mamah mau ganti baju dulu, Lara sama Reni lagi di restoran." Ucap Ibu mertua Bagas yang kemudian langsung masuk ke dalam kamarnya setelah berbicara dan memberitahu hal tersebut.

"Ah, Rumah segede gini. Sepi banget, jadi Inget dulu aku ketahuan main diem-diem kesini dan di marahi ayahnya Lara." Lamun Bagas mengingat sesuatu.

Sampai beberapa menit kemudian, saat ini ibu mertuanya yang bernama Arumbi Larasati datang dengan pakaian santai dan terlihat begitu bebas dengan daster merahnya.

"Nih minum dulu, kamu pasti capek" Ucap Arumbi yang kemudian ikut duduk berhadapan dengan Bagas.

"Makasih mah" Ucap Bagas menyesap kopi dan melihat Arumbi yang sedang menghisap rokok kecil.

"Kenapa?, heran" Ucap Arumbi.

"Iya, Mamah jadi beda sekarang?" Tanya Bagas melihat aneh kelakuan ibunya mertuanya.

"Semenjak Ditinggal Suamiku,.." Jelas Arumbi menceritakan beberapa hal.

"Tapi aku bisa melaluinya dengan baik"

"Maaf ya, tapi apa Lara tahu?" Ucap Bagas heran.

"Dia tadinya ngomelin mamah, mungkin karena stress jadi gini.. Tapi Lara menerima alasan mamah" Tutur Arumbi bercerita banyak tentang dirinya yang meminta Lara mengurus Restoran beberapa minggu yang lalu.

"Oh ya, Mamah juga sudah dengar.. Semuanya dari Lara. Pasti sulit ya?" Tanya Arumbi.

"Apa mamah bisa nyariin kerja buatku?" Tanya Bagas.

"Misalnya.."

"Gas, bukannya mamah melarang mu bekerja di Restoran ku. Hanya saja,.. sudah lebih baik kamu istirahat dulu sana. Mamah baru selesai menyiapkan kamar buatmu, ohya Lara melarang kamu ke kamarnya.. Ngga papakan?" Ucap Arumbi yang tidak sepenuhnya menceritakan tentang sesuatu di pembicaraan tersebut.

"Dia pasti masih marah..." Ucap Bagas bersiap pergi ke kamar yang biasa digunakan Reni menginap.

Kebetulan memang Bagas sampai di rumah mertuanya di sore hari. Jadi dia sekarang sedang menunggu Istrinya dan Reni pulang dari Restoran ibunya. Tapi saat dia bertemu, sikap istri sekarang jauh lebih berbeda. Bagas seperti tidak dianggap sekarang.

"Sudah, biarkan saja. Reni, bilang ke mamamu buat makan malam" Ucap Arumbi yang saat ini sedang makan malam bersama Bagas dan Reni.

"Iya nek" Ucap Reni.

"Yah, sini..deh" Ucap Reni berbisik tapi langsung dilarang oleh Arumbi.

"Reni.."

"Iya nek, aku panggil mama" Ucap Reni yang tidak jadi mengatakan sesuatu.

Sampai Malam menjelang, saat ini Arumbi pergi ke kamar Lara dan Reni. Dia berbicara beberapa hal yang tidak boleh diketahui Bagas. "Pokoknya ingat, Ini Rahasia mama dan ayahmu dulu. Jangan sampai Bagas tahu kalau usaha Mama pake pesugihan." Jelas Arumbi mengingatkan.

"Oh ya Reni, kamu pindah sekolah saja ya."

"Tapi Nek.." Ucap Reni merasakan sentuhan tangan Arumbi.

"Sudah Reni, Sana cepat tidur. Mama mau bicara dengan nenekmu" Ucap Lara yang kemudian berbicara banyak hal.

"Begitu ya" Ucap Lara menurut.

"Pelan-pelan saja, Aku yang akan jelaskan nanti." Ucap Arumbi memberitahu bahwa dia akan mencarikan pekerjaan buat Bagas melalui kenalannya atau membuat usaha untuknya.

Arumbi sekarang pergi ke kamarnya dan bersiap melakukan sesuatu. "Untung sudah lebat, tinggal besok suruh Bagas memotongnya satu persatu." Gumam Arumbi memiliki Rencana agar Bagas secepatnya mencari pekerjaan lain dan tidak diperbolehkan bekerja di Restoran.

Seperti biasanya, Reni dan Lara sudah pergi ke Restoran. Mereka pergi hanya berdua dan tidak bersama Arumbi. Sedangkan Bagas masih di dalam kamarnya melamun sambil mencari sebungkus rokok. Sebuah ketukan pintu terdengar, dan saat ini Arumbi memanggilnya.

"Gas, sini.. Mama mau bicara" Ucap Arumbi menunggu di luar. Berbeda dari sebelumnya, Arumbi sekarang berpakaian serba terbuka. Dimana dia menggunakan celana ketat hitam dengan pakaian santai terbuka.

"Mah.. Ada apa?" Ucap Bagas yang menerima satu slop rokok kecil wangi.

"Ayo, ikut mama" Ucap Arumbi tersenyum.

Saat ini Bagas heran dengan sikap Arumbi yang jelas berbeda dengan pakaian yang membuat dirinya tertegun. "Mah, Ngga malu sama aku?" Tanya Bagas.

"Ngapain malu? Kita bicara dulu di halaman belakang" Ajak Arumbi.

"Iya..mau bicara kerjaan kan?" Tanya Bagas senang tapi dia kembali tertegun ketika melihat buritan Arumbi yang begitu besar dan mempesona.

"Mungkin karena sudah jadi janda, dia merasa bebas sekarang" Pikir Bagas tak terlalu heran.

Di halaman belakang rumah, dengan kolam renang besarnya. Arumbi duduk sambil bersantai dan merokok.

"Udah ngerokok saja, temani Mama" Ucap Arumbi yang tidak pergi ke restoran sekarang.

"Iya mah, tapi Mama ngga ke restoran?" Tanya Bagas.

"Sudah ada yang menangani, Lara. Aku mau menikmati hidup dulu" Ucap Arumbi menyesap tehnya.

"Mama udah punya kerjaan untuk ku?" Tanya Bagas terburu-buru.

"Belum, cuma mama mau bicara buat buka cabang. Hanya saja.. Ada syaratnya" Sedikit Ragu berbicara, saat ini Arumbi memberikan sebuah kotak berisi gunting kecil yang diikat dengan kain aneh.

"Apa ini mah?" Tanya Bagas mencoba membuka isi kotak kecil tersebut dan terheran melihat isi didalamnya.

"Gunting? Maksudnya mama menyuruh ku jadi tukang cukur?" Tanya Bagas.

"Bukan, itu buat nyukur bulu.." Ucap Arumbi belum menjelaskan bahwa dirinya ingin menyuruh Bagas memotong bulunya.

"Bulu apa?" Tanya Bagas heran.

"Bulu ku" Tunjuk Arumbi ke bawah sambil memperlihatkan pahanya.

"Mah! Apa-apaan sih?" Ucap Bagas terkejut mendengar penuturan Arumbi.

"Kamu mau bikin senang Lara kan, kamu mau kerja lagi kan? Kamu juga mau kaya kan?" Tanya Arumbi seraya berdiri dan melepas pakaiannya.

Bagas seketika langsung terkejut dan tidak ingin melihat Arumbi sekarang. "Kenapa kamu tutup mata, Mamah mau berenang kok..Tapi sebelum berenang ada hal yang harus kamu lakukan." Ucap Arumbi yang kemudian menghampiri Bagas.

"Mah, ingat aku mantumu..loh" Ucap Bagas terkejut melihat buah mengkal Arumbi.

"Hais, kaya ngga pernah lihat aja. Mama tahu kamu pernah mengintip mama dulu loh" Ucap Arumbi bercerita.

"Itu nggak sengaja..lagian pintu kamar Mamah kebuka.." Ucap Bagas tak bisa mengelak.

"Tapi kenapa lama? Hah?" Tanya Arumbi.

"Itu,itu.. Sudah mah. Sebenarnya ada apa sih? Kenapa Mamah tiba-tiba seperti ini?" Tanya Bagas heran.

"Kamu ngaku juga dasar, Nakal ya" Jitak Arumbi tersenyum.

"Gini Gas, mama mau kamu buka usaha, cuma Syaratnya kamu potong semua bulu ini pakai gunting itu,..." Sembari menjelaskan, Arumbi juga tidak memberitahu pada Bagas bahwa Lara dan Reni sudah tahu tentang usaha yang dia jalankan menggunakan pesugihan.

"Mama mau coba-coba, kali aja kamu bisa" Tutur Arumbi menceritakan bahwa dia baru punya Rencana menggunakan pesugihan buat Bagas.

"Tapi mah..Nanti aku bisa lihat itumu loh.." Ucap Bagas tertegun melihat Arumbi yang melepaskan celana pedeknya.

"Kamu mau atau nggak? Sudah terlanjur kebuka nih, mumpung Lara sama Reni ngga ada. Ini Rahasia kita saja.." Ucap Arumbi tersenyum melihat Tangan Bagas gemeteran.

Sampai beberapa menit penjelasan, Akhirnya Bagas mau melakukan semua perkataan Arumbi. Saat ini dia sedang mengumpulkan satu per satu bulu Arumbi. "Banyak banget..lebat juga" Ucap Bagas sembari berjongkok dan memotong bulu Arumbi dengan gunting yang sudah dibuka kainnya.

"Auh..Gas, awas jarimu.." Ucap Arumbi merasakan sentuhan jari Bagas.

"Ngga sengaja mah..Duh..kenapa nggak pake pencukur otomatis sih?" Tanya Bagas.

"Kamu ini, Usaha dulu kenapa..awas jangan sampai terlewat harus seratus pas, ngga boleh kurang ngga boleh lebih" Ucap Arumbi sambil membuka pahanya dan membiarkan Bagas melihat semuanya.

"60,65,80..bulu" Bagas menghitung.

Sampe seratus bulu, akhirnya Bagas merasa lega dan melihat Arumbi sedang membungkus bulu di dalam sebuah kain putih. "Nah, minggu depan kamu ikut mamah ya, Ada tempat usaha buatmu dan kamu melakukan..cuma satu" Jelas Arumbi menyimpan bulunya.

"Sudah terlanjur..Aku ikut saja" Ucap Bagas duduk sembari melihat Arumbi berenang setelah selesai dicukur olehnya.

"Lara, Reni. Maaf ya..aku nggak bisa beritahu kalian kalau aku mau buat usaha pake pesugihan" Ucap Bagas sudah berjanji pada Arumbi untuk tidak mengatakan apapun. Bahkan Arumbi juga tidak memberitahu usaha yang akan dijalan Bagas menggunakan pesugihan. Walaupun keduanya sudah tahu, usaha miliknya menggunakan pesugihan. Sebuah tanda tanya besar, kenapa Arumbi melakukan hal tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

EPISODE 2491-2699 GERALD CRAWFORD

 LELAKI YANG TAK TERLIHAT KAYA EPISODE 2491 - 2699 GERALD CRAWFORD BAB 2491. melihat banyak nya pasukan mayat , yang tak kunjung bisa di kalahkan walaupun sudah mengerahkan semua kemampuan baik gerald dan semua master kultivasi dan beberapa anak buah yang di bawa, menghadapi mereka semua seakan akan seperti menghadapi air, di pukul berapa kali pun bentuk nya akan selalu utuh apalagi pasukan dari mayat iblis tersebut, ketika di serang menggunakan teknik pedang cahaya makhluk berbetuk mayat ini akan kembali ke bentuk awalnya. Belum di ketahui kelemahan dan titik perapuhan dari semua prajurit mayat iblis yang telah menyerang gerald dan rombongan nya.  "Kalian semua Jangan alihkan pandangan kalian,tetap waspada dan jangan berpencar, lebih baik kita coba menyerang mereka dengan serangan ke satu arah!"berteriak nona Kimberly memerintahkan semua master kultivasi dan semua anak buah yang di bawa agar tetap dalam posisi bertahan.  Namun karena banyaknya prajurit mayat iblis yang t...

ANOTHER WORLD 01-100 VOLUME 01 REIN AND ROSE

YOUTUBE LOG IN NASCITA ANOTHER WORLD REIN AND ROSE EPISODE 01-05 VOLUME 01 Blood Of Crawford!  EPISODE 01 12 tahun kemudian, di dunia lainnya. Jepang 12 februari 2026 " Rein! bangun! " suara merdu seorang Ibu yang menghampiri anaknya. Peletak!  jitakan! Mengusap kepalanya, Lelaki berumur 12 tahun membuka matanya. Melihat dua orang wanita yang saat ini duduk di kasur empuknya. " cepat lah! hari ini kamu ulangan, bukan?" besar seorang ibu yang saat ini menyiapkan baju ganti di meja belajar anaknya. " hooaam! " menarik nafas, lelaki berumur 12 tahun mencoba untuk menggerakan tubuh nya. " iya mom, aku bangun. " bug! " apa kamu belajar sampai larut malam, Rein?" berkata seorang gadis yang menubruk jatuh tubuh Rein di kasurnya. " hihihi! seperti adikku akan menjadi peringkat satu kali ini! " Hup! Mencoba untuk bangun dan menggerakkan badannya yang saat ini masih di tindih tubuh anak gadis yang sama seumurannya. " menyingkir dar...

ANOTHER WORLD REIN AND ROSE THE FUTURE WORLD

⏹Episode sebelumnya ANOTHER WORLD REIN AND ROSE "Rein in The Future world " Episode 451 Terbang menghilang mencoba menjauh dari Gerald, saat ini Rein menggenggam erat tangan Khalisa, " Lebih baik kita pergi! aku hanya membuat alasan dan bagaimana pun, aku ingin beristirahat " berkata Rein yang melemparkan Kubus portal. " Khalisa Kita masuk! " mengikuti pergerakan Rein, " baik Rein tapi kita akan pergi kemana?" ujar Khalisa mengikuti. Tersenyum! " Aku hanya ingin menghindari dari perjodohan dengan Haruna, itu saja yang ada dipikiranku, Lagi pula saat ini aku masih perlu bantuanmu untuk mengobati luka dalam yang mengenai Liverku". Sambil bergerak maju, Rein membuka tabir diudara. " Kita sampai!. " Jatuh! " Uwaaa!!! " Teriak keduanya melompat masuk di Danau berlumpur. Beberapa menit setelah mencoba mengangkat dirinya, Rein membantu Khalisa untuk membersihkan diri. " Baiklah kita akan membersihkan diri di sungai itu...