GREAT NAME OF AURUM
EPISODE 24-25
"Melatih Diri"
Bab 24
Sembari menceritakan semua yang terjadi, terlihat Aurum merasa menyesal telah pergi terlalu lama. Dimana dia merasa prihatin terhadap kondisi ibunya. Di temani Kathryn, Aurum saat ini mencoba untuk memeriksa kondisi kesehatan ibunya.
Dengan kain handuk, Gia menyelimuti dirinya. Sembari merasakan beberapa sentuhan lembut jari Aurum yang terus menusukan jarum kecil miliknya. "Peredaran darah ibu Sudah lancar, hanya saja ibu harus tetap beristirahat sampai beberapa hari ke depan. Aku Aurum tak akan pernah meninggalkan ibu lagi" Lirih Aurum yang sudah menyelesaikan pengobatan di tubuh ibunya.
"Aurum, Kenapa kamu bisa berubah seperti ini?" tanya Kathryn yang masih terpukau dengan wajah Aurum. Dimana jelas, rona wajah Kathryn yang memerah.
"Ya, kamu jadi lebih tinggi dari Blast, pamanmu." Tutur Gia yang memandang wajah Aurum.
"Hahaha, Masa sih?" tanya Aurum terkekeh melihat dua wanita di depannya terus memandang dirinya.
"Jadi, kapan kamu mau melamar anak kami, Aurum" ucap tiba-tiba datang dari arah seorang pria yang baru kembali dari hutan.
"Hey, mereka berdua belum saatnya" ucap Kimberly yang langsung memeluk Aurum. Dimana keduanya merasakan pemuda di depan mereka benar Aurum.
"Bibi Kim," lirih Aurum sejenak merasakan kerinduan, melihat pamannya yang tersenyum dan mengetahui bahwa dirinya akan datang.
"Paman Blast," Aurum melihat Sosok pamannya yang membuat anggukan.
Sampai beberapa menit berlalu, tampak Aurum juga mendengar bahwa pamannya beberapa kali bermimpi. Dimana Dia melihat sosok Aurum yang akan kembali, tapi ibunya tetap tidak mempercayai hal tersebut. "Nah, Gia. Sekarang kamu percaya kan. Aurum mu pasti kembali, bahkan dia lebih dewasa dari Kathryn." Ucap Blast sedikit terkekeh melihat dan membandingkan keduanya.
Cemberut mendengar hal tersebut, tampak Kathryn langsung memalingkan wajahnya. Hal tersebut tentunya membuat semua orang tertawa. "Ayah.." lirih Kathryn seperti malu.
***
Di atas gunung 3 saudara, Aurum dan Blast terlihat sedang melakukan sebuah usaha. Dimana mereka berdua sedang membicarakan beberapa orang yang memiliki bakat Qi. Hal tersebut memang dirasakan Blast semenjak kepergian Aurum.
"Jadi selama ini master Razz yang ada dibalik kepergian mu. Hah, seharusnya aku sudah duga hal tersebut akan terjadi. Dua orang petapa itu memang memiliki pengetahuan di luar nalar." Ucap Blast yang kini ingin melihat perkembangan yang dilakukan Aurum.
"Aurum, bagaimana kalau kamu juga berlatih Kathryn?, aku sudah cukup membimbingnya, Mungkin kamu bisa mengembangkan kemampuan Kathryn yang lain" Pinta Blast tersenyum.
"Tentu saja paham, Aku juga memiliki keinginan untuk berlatih bersama Kathryn. Hanya saja, aku masih ingin memastikan apakah darah Dia (Ayah Aurum) bisa aku hilangkan" Ucap Aurum yang langsung membuat Blast terkejut.
"Apa maksud mu!" Berkata Blast heran melihat Aurum yang seperti masih ingin terlepas dari darah masternya.
"Paman, selama lima bulan ini. Aku ingin melatih kemampuan terlarang. Dimana aku akan memurnikan darah ku dan memasukan darah ibu." Ucap Aurum yang sudah mengambil sample darah ibunya di sebuah botol kecil.
Melihat hal tersebut, tampak Blast sedikit khawatir dengan apa yang akan dilakukan Aurum. Tentunya, Blast pernah mendengar bahwa ada beberapa orang yang mengalir darah iblis ke tubuhnya hanya untuk mendapatkan kemampuan yang lebih besar tapi Resiko yang didapat juga terlampau besar. "Aurum, kau sadar dengan apa yang kamu katakan!. Apa kamu akan membuat ibumu kembali menangis?" Tanya Blast mencoba untuk menasehati Aurum.
Bab 25
Sambil tersenyum, tampak Aurum sudah membulatkan tekadnya. Dimana dia sendiri memang ingin menghapus keberadaan ayahnya. "Paman, aku ingin kamu merahasiakan ini pada ibu. Dan aku hanya meminta satu pertolongan dari paman. Dimana ketika aku sedang melatih, paman bisa bantu aku mencegah ibu dan yang lainnya mendekat."
"Tentunya, aku sendiri juga tidak terlalu yakin hal ini akan berhasil. Tapi, sebagai timbal baliknya. Mungkin aku tidak akan membenci dia" Ucap Aurum yang kemudian berdiri setelah berbincang beberapa hal.
"Tapi,.." Blast benar-benar cemas dengan apa yang akan Aurum coba lakukan.
"Aku tahu, ini tentang perasaan ibu. Walaupun dia akan kecewa, aku tetap akan melakukan hal tersebut. Memurnikan darah ku yang sudah tercampur orang yang paling aku benci"
"Paman, Kau bukan saja sekedar paman ku. Tapi aku sudah menganggap mu sebagai ayah ku. Walaupun kita tak terikat darah, kaulah satu-satunya ayahku." Tutur Aurum yang kemudian terbang menuju ke arah tengah gunung tiga saudara.
Hanya bisa melihat dan tak bisa mencegah Aurum, Tampak Blast merasakan aura Qi Aurum yang lebih besar darinya. Bahkan Blast sendiri tak mungkin bisa melawan Aurum. "Ah, anak ini sifatnya masih sama seperti ayahnya" Tukas Blast heran melihat Aurum.
"Tapi, jika dia berhasil. Mungkin rasa dendam pada ayahnya akan surut. Hah, lebih baik aku memang tak mencegah Aurum"
***
Blast sendiri kemudian kembali ke rumah, dimana dia terbang sembari mengepakkan sayapnya. Terus terbang sembari melihat dari kejauhan, Blast melihat sebuah medan pelindung yang cukup besar. Dimana medan tersebut membentuk sebuah bola besar yang hampir menelan satu Gunung paling tengah.
"Hah, bahkan dia mampu melakukan hal tersebut. Bahkan untuk mendekat pun, itu akan cukup sulit" Ucap Blast yang saat ini memandang sebuah pusaka yang diberikan Aurum. "Kita lihat perkembangannya nanti, Kalau pun sampai gagal. Dia juga sudah mempersiapkan diri."
Sampai di kediaman, Blast melihat tiga wanita yang sedang menunggu dirinya. Dimana saat ini Kathryn langsung menanyakan apa yang mereka berdua lakukan.
"Dimana Aurum?" tanya Kathryn.
"Dia sedang melatih kemampuan, lebih baik kita jangan ganggu." Ucap Blast yang tak mungkin menjelaskan apa yang sebenarnya di lakukan Aurum.
"Huh, kenapa kalian tidak mengajak ku sih?, Aku mau kesana" Ucap Kathryn yang langsung di cegah oleh Ayahnya.
"Tidak Kathryn, lebih baik kita jangan ganggu apa yang sedang dilakukan Aurum. Oh, ya Aurum juga memberikan ini untuk mu." Ucap Blast yang juga diberikan beberapa benda pusaka lainnya.
Sambil menengadah tangannya ke udara, Blast membaca mantra pemanggilan."Red Phoenix Sword" ucap Blast yang memperlihatkan sebuah pedang berbetuk katana kecil berwarna merah, dimana terdapat ornamen kepala burung Phoenix.
"Ini untuk ku?" tanya Kathryn menerima sebuah pemberian Aurum melewati ayahnya.
"Um, dia hanya masih malu ingin memberikan pedang ini padamu. Bagaimana kalau kita berlatih bersama, lagian ayah juga harus menggerakkan tubuh" Ucap Blast tersenyum melihat istrinya dan Gia.
Berjalan mendekat ke arah Gia, saat ini Blast ingin membincang beberapa hal. Dimana dia juga mengikut sertakan Istrinya. "Ada hal yang harus aku bicarakan dengan kalian berdua, Ini menyangkut sekelompok orang di luar sana" Tutur Blast serius.
"Baik, aku paham. Aku akan melakukan sebisa ku, mungkin mereka akan datang kesini" Ucap Kimberly yang sudah tahu tentang hal yang akan dibicarakan Suaminya.
"Gia, walaupun kamu tak memiliki bakat, tapi aku harus membicarakan hal ini dengan mu." Ucap Blast tersenyum.
bersambung.
Comments