GREAT NAME OF AURUM
EPISODE 26-27
"Pemurnian Darah"
Bab 26
Sambil berdiri dan terus melayangkan tujuh pedang miliknya. Aurum sendiri terlihat langsung meneguk sebuah ramuan, dimana ramuan tersebut adalah sebuah ramuan yang dia dapat dari masternya. Aurum sendiri memang sudah membicarakan hal tersebut beberapa kali, sampai akhirnya masternya tak bisa lagi mencegah keinginan Aurum.
"Master Razz, terimakasih untuk apa yang sudah kamu ajarkan padaku. Walaupun ini adalah permintaan Egois ku, Aku yakin bisa melakukannya. Dan setelah aku memurnikan darah ku, aku tak tak lagi menyimpan dendam padanya." Ucap Aurum merasakan tubuhnya bersinar.
Menggerakkan tangannya mencoba untuk memberi perintah pada tujuh pedang pusaka yang memiliki cahaya yang berbeda. "Seven demon Sword Aku Aurum ingin memerintah kalian untuk membantu ku memurnikan darah ku dan menggantikan dengan setetes darah ibu yang akan mengalir di tubuhku" Ucap Aurum yang seketika melihat tujuh jiwa Iblis melihat dirinya.
"Hahaha, sudah lama aku tak melakukan hal ini. Hey, Anak muda. Dalam darahmu mengalir darah kesatria, jika kamu memang ingin menukar darah tersebut. Apakah kamu yakin, kamu bisa melewati batas kemampuan mu. Dimana saat darahmu tergantikan, kamu hanya akan menjadi manusia biasa" Ucap salah satu pedang iblis terkekeh dan memperlihatkan Aurum kejamnya.
Dimana masing-masing iblis memiliki wajah serupa dan hanya berbeda pada bagian tanduknya dan warna rambutnya. "Kau kira aku takut, wahai seven demon. Kita akan buktikan apakah aku mampu melakukan hal ini" Ucap Aurum yang kemudian bersiap.
Saling lihat dan pandang tujuh pedang iblis saling membuat anggukan. Dimana salah satu jelmaan pedang iblis membuat sebuah perintah. "Baiklah, Kami setuju" Bahkan bagi pedang iblis, mereka tahu bahwa darah yang tersimpan di tubuh Aurum terlalu menggiurkan mereka.
Dan Aurum sendiri juga tahu, jika darah tersebut akan membuat ketujuh jelmaan pedang iblis terbebas dari kutukan yang selama ini memenjarakan mereka pada sebuah pedang iblis. Sembari duduk terdiam dan membuat posisi, Aurum kemudian memejamkan mata. Seperti yang dikatakan masternya, dari ketiga gunung. Hanya satu gunung yang bisa membuat pusat kekang. Dan Aurum sendiri juga memiliki sebuah rencana. Sembari meletakkan setetes darah ibunya di sebuah mangkuk pusaka berwarna emas, Aurum merasakan tubuhnya mendapatkan tekanan kuat.
Dimana setiap satu menit salah satu pedang iblis langsung menusuk tubuh Aurum. "Argh!" rintihan Aurum merasakan pedang iblis masuk kedalam tubuhnya, sampai ke tujuh pedang iblis sudah masuk. Aurum merasakan ruang lingkup di sekitarnya bergetar. Dimana setiap lempeng batu langsung membuat pelindung lain berbetuk bola. Tubuh Aurum saat ini sudah tak terlihat dan Bola batu besar terus bergerak dan bergetar.
Aurum terus merasakan aura dingin, panas,dan berbagai perasaan yang bercampur aduk menjadi satu. Dia seperti di bawa masuk kedalam ruang operasi, sebuah ruangan yang membuat tubuhnya melayang dan terus merasakan lesatan yang menusuk tubuhnya.
Perlahan dari tubuh Aurum keluar darah yang mengalir keluar dan setetes darah ibunya perlahan masuk dan memperbanyak diri. "Ini sungguh lezat" Ucap seorang iblis yang tampak menyukai tetesan demi tetesan darah yang keluar dari tubuh Aurum.
"Hey, jangan serakah. Darah ini harus kita bagi rata dan jangan menyisakan setetes pun." Ucap Iblis yang lain yang merasakan sensasi luar biasa.
"Sungguh anak yang beruntung, tapi dia tak tahu jika darah yang mengalir di tubuhnya memiliki kekuatan yang luar biasa." Gumam Iblis yang lain terkekeh.
"Kalian diam, kita juga sudah menjalin kontrak dengannya, ingat untuk tetap melakukan apa yang dia inginkan" Ucap salah satu Iblis pedang bijak.
Bab 27
Bahkan pemurnian darah tersebut sekilas membutuhkan waktu lama sekitar lima bulan berjalan. Dimana Aurum sendiri merasakan dia bukan sekedar mengalami dalam waktu lama. Seperti sebuah Pusat waktu, Aurum hanya merasakan waktu berjalan cepat tapi dia tetap merasakan siksaan berat yang terus dialaminya.
"Argh!!" Teriak Aurum seperti ingin mati, dimana setiap tetesan darah yang keluar dari tubuhnya, membuat dirinya seperti merasakan kematian.
Terus terombang ambing di sebuah medan, Aurum juga merasakan darah murni ibunya mengalir. "Ibu, aku akan menjadi anakmu satu-satunya" Lirih Aurum dalam hati.
Lima bulan hampir berakhir, dimana bola batu yang melingkupi tubuh Aurum perlahan retak. Saat ini dari kejauhan, seseorang melompat mencoba untuk mendekati bola batu tersebut. Dengan membawa sebuah pusaka berupa belati yang dilapisi sihir pengekangan. "Sudah hampir tiba waktunya, apakah Aurum baik-baik saja?" ucap Blast yang tentunya ingin melihat apa yang akan terjadi dan dia juga akan mencegah hal yang tidak diinginkan.
"Setelah proses pemurnian darah, ku harap Aurum bisa mengendalikan dirinya. Tapi jika keadaan memaksa, aku akan melakukan apa yang harus ku lakukan dengan belati sihir ini" Gumam Blast berdiri melihat Retakan bola batu.
Krak!
"Medan pelindungnya sudah semakin menipis dan mengkerut, aku bahkan tak bisa mendekat." Ucap Blast melihat medan pelindung yang dibuat Aurum semakin mengecil. Tapi walaupun medan pelindung tersebut sangat tipis, itu sangat kuat.
"Baiklah, Ku harap tidak terjadi apapun" Ucap Blast bersiap melakukan pertarungan, jika keadaan memaksa. Dimana dia juga sudah membentangkan sayapnya.
Krak! Krak!
Bola batu semakin memperlihatkan cahaya besar berwarna kuning di setiap bagian yang retak. Seperti halnya sebuah telur, bola batu tersebut siap melahirkan seseorang.
Krak! Retakan terakhir langsung membuat gelombang aura hitam menggelegar, dimana tujuh Iblis pedang langsung terbang setelah mendapat sebuah wujud baru.
"Hahaha, kita terbebas. Cepat kita pergi!" Ucap salah satu Iblis terbang sembari melihat seseorang. Dimana aura ke tujuh Iblis langsung menghilang setelah membuat gelombang aneh berwarna hitam.
Bahkan blast merasakan tekanan kuat,dan hampir membuat tubuhnya melayang. "Uh, apa ini?" tanya Blast melihat tujuh Iblis yang tak melakukan apapun dan langsung menghilang.
Memperhatikan seseorang yang masih tidur melayang, saat ini Blast mencoba untuk mendekat. Tapi disaat dirinya hendak memastikan bahwa Aurum berhasil, Blast seperti merasakan kekuatan aneh. "Aurum.." panggil Blast tak melihat Aurum bangun dan masih tetap tidur melayang.
Sampai terdengar suara seseorang yang mengikuti dirinya berteriak. "Ayah..Ibu Aurum, Tiba-tiba sakit. Apa yang sebenarnya terjadi" Teriak Kathryn yang datang untuk memberitahu.
"Kathryn jangan kesini" Ucap Blast melihat sosok Aurum terbangun memperlihatkan mata ungu.
"Tapi,ayah." Ucap Kathryn melihat sosok Aurum langsung terbang melesat ke arah Ayahnya.
Swoss!
"Awas ayah!" Teriak Kathryn yang melihat sebuah cahaya pedang aneh melesat ke arah ayahnya, dimana cahaya tersebut langsung membentur sebuah batu di belakang tubuh Blast, dimana Blast sendiri berhasil menghindar.
"Uaarh!" Teriak Aurum terbangun memperlihatkan wujud aneh dengan wajah yang memiliki banyak kerutan otot dengan warna rambut putih panjang.
Setelah berteriak, Aurum kembali melesatkan cahaya pedang ke semua penjuru. Dimana setiap lesatan cahaya pedangnya membuat ledakan besar.
Blast yang melihat hal tersebut saat ini tak percaya bahwa Aurum benar-benar tak sadarkan diri."Inilah yang aku takutkan, Anak ini benar-benar bebal seperti ayahnya " Ucap Blast yang melihat Kathryn mencoba untuk mendekat ke arah Aurum.
"Kathryn! Jangan kesana!" Teriak Blast melihat lesatan cahaya pedang yang terus berpencar ke berbagai arah, seperti tak dapat dikendalikan. "Kathryn!!."
Bersambung..
Comments