Skip to main content

Tissue Pemikat Perempuan

Kemacetan kota jakarta.

Seorang kakek tua sedang mengetuk pintu kaca mobil seseorang. Dia terus mengetuk mobilnya, sudah hampir 20 kali. Tapi, orang yang berada di dalam mobil belum kunjung membukanya. Kakek tua tersebut terus mengetuk dan tak bicara apapun. Dia hanya menujukan barang dagangannya.

"Mas, buka saja" Ucap seorang wanita berseragam SMA kelas 3.

"Udah biarin saja" Ucap seorang pria yang sedang merenggangkan dasinya, karena kesal harus menunggu lama antrian kemacetan. Bahkan dirinya tak peduli dengan kakek tua yang terus-terusan mengetuk pintu jendela mobilnya.

"Mas, kasihan tahu.." Desak adiknya yang baru dijemput dari sekolah.

"Ah, kamu ini, iya mas buka" Ucap tersebut lalu membuka jendela mobil dan tak mendengar kakek tua tersebut berbicara. Hanya saja, Kakek tua tersebut menunjukkan barang dagangannya dan sebuah tulisan berupa harag dagangannya.

"Berapaan kek tisu basahnya?" Tanya pria tersebut melihat harga yang ditunjuk kakek tua tersebut.

"Oh, ya udah. Aku ambil lima kek" Ucap pria tersebut langsung memberikan uang seratus ribu. Dimana harga satu tisu basah Rp.7.000.

Kakek tua itu langsung membuat wajahnya tersenyum sambil memberikan lima buah tisu basah dan meraih uang yang diberikan. Sambil mencoba mencapai kembalian, kakek tua tersebut seperti bingung..

Dan Pria tersebut seperti tahu bahwa kakek tua tidak punya kembalian. "Udah, sisanya buat kakek saja." Ucap pria itu melihat wajah kakek tersenyum sembari berkedip kearahnya.

"Puas?" Pria itu berkata pada adiknya.

"Ah, mas Bagas. Gitu doang ngambek" Ucap adiknya.

"Nih, kamu mau nggak?" Ucap Bagas menaruh lima tisu basah ke dasbor mobilnya.

"Buat mas aja" Ucap adiknya yang merasakan mobil sekarang bisa melaju dengan lancar.

"Akhirnya.." Ucap Bagas tersenyum sambil melihat kakek tua yang berjalan ke arah pinggir jalan.

"Genit juga kakek tadi, ngedipin mata ke kamu, Ras"

"Apaan, ke kamu mas hehe" Tawa Laras sembari memainkan hpnya.

"Ckck, ada-ada saja" Ucap Bagas tersenyum mirng sambil memperlihatkan giginya dan menggelengkan kepalanya.

Sampailah keduanya dirumah. Dan saat hendak keluar, Bagas langsung mengambil lima tisu basah dan membawanya masuk ke dalam kamar.

"Mas, Nanti anter aku main ke Rumah Windy ya" Pinta Laras yang sedang membuka sepatu.

"Males ah, kamu naik ojek saja" Balas Bagas yang cukup lelah setelah bekerja.

"Mas, ayolah" Tarik Laras memaksa.

"Iya, tapi anter doang kan?" Tanya Bagas.

"Hehe, Gitu dong" Terkekeh Laras langsung berlari ke kamarnya.

Bagas Rahmat seorang pekerja kantoran yang hidup berdua dengan adiknya yang bernama Laras Lestari. Mereka tidak punya orang tua, karena keduanya sudah lama meninggalkan dunia. Walaupun begitu, Bagas bekerja keras untuk Laras dan dirinya sendiri. Bahkan sekarang dia mampu menyekolahkan adiknya sampai SMA.

"Mas, buruan" Laras mengetuk pintu.

Bagas sendiri baru selesai mandi, dia bahkan belum sempat memakai baju dan langsung membuka pintu kamarnya. "Sabar Napa!" Jitak Bagas ke arah kepala Laras.

"Ih.. Jahat" Jengkel Laras langsung melihat pintu kamar tertutup keras.

"Pokoknya, harus berhasil. Sampai sekarang mas Bagas belum nikah. Rencana ku tidak boleh berantakan" Tutur Laras dalam hati ingin menjodohkan kakaknya dengan seseorang kenalan temannya. Yang merupakan kakak perempuan nya sendiri.

Bagas saat ini sedang bercermin sembari tersenyum. Dan dia memeriksa wajahnya yang sedikit ada benjolan jerawat. "Aduh.. Sakit" Lirih Bagas memencet jerawatnya. Tapi jerawatnya terus mengeluarkan darah.

"Berguna juga kamu tisu" Tutur Bagas membersihkan wajahnya dengan tisu basah sembari mengelap bagian lainnya.

Dia kemudian meraih satu bungkus tisu basah untuk berjaga-jaga Kalau jerawatnya berdarah lagi. Bagas berjalan ke arah pintu dan melihat adiknya terjatuh karena bersandar di depan pintunya.

"Aduh..mas, bilang-bilang dong.." Teriak Laras kesakitan.

"Rasain kau.." Ucap Bagas seraya membantu adiknya.

Dan dari sini, hal aneh mulai terjadi. Dimana saat ini Laras terus melihat wajah kakaknya yang begitu tampan rupawan dan menggoda dirinya.

"Mas, Bagas..Ini beneran mas?" Tanya Laras seperti terpikat, bahkan Laras langsung memeluk Bagas seketika itu.

"Apaan sih, buruan. Katanya mau dianter" Ucap Bagas masih dipeluk Laras.

"Mas, Menikah yuk" Tiba-tiba Laras berkata hal aneh.

"Kesambet ya?" Bagas menempelkan tangannya ke wajah Laras dan menyapu beberapa kali. Dan keanehan kembali terjadi, Laras langsung mendorong Bagas sampai terjatuh.

"Ngapain mas, inget aku ini adikmu" Ucap Laras tak sadar.

"Apaan lagi sih, tiba-tiba dorong. Kamu tuh yang aneh tiba-tiba meluk mas" Ucap Bagas kesal dengan kelakuan adiknya.

"Masa sih?" Tanya Laras tak ingat.

Keduanya lantas naik mobil dan bersiap untuk pergi. Saat ini tidak ada keanehan apapun terjadi, mereka berdua bicara seperti biasa. "Mas, kapan ngajak pacar mas kerumah?" Tanya Laras yang tahu kakaknya jomblo akut.

"Ngehina ini ujung-ujungnya" Ucap Bagas tahu kalau dirinya jomblo dan sering dicandain adiknya.

"Hehe, Maaf. Bersyandaaaa.." Ucap Laras terkekeh kecil dan siap membuat kejutan untuk Bagas.



Sampailah keduanya di rumah teman Laras yang bernama Windy. Dimana sekarang Windy belum memberitahu kakaknya dan ingin memperkenalkan kakaknya pada seseorang.

"Ayo mas, ikut masuk" Paksa Laras.

"Mas mau pulang saja. Ngapain nemenin kamu" Ucap Bagas masih didalam mobil dan merasakan tangannya terus ditarik.

"Mas..ayo..." Laras terus menarik paksa.

"Hah,iya tapi bentar doang ya" Ucap Bagas mau tidak mau menuruti kemauan adiknya.

"Bikin kesel mas saja."

"Nah, gitu dong" Ucap Laras tersenyum sambil membalas pesan temannya.

Mereka sekarang berada di depan pintu, menunggu seseorang membukanya. Bagas melihat Laras masih menekan bel beberapa kali. Laras sebenarnya membuat tanda pada temannya untuk bersiap.

Ting tong, Ting tong beberapa kali.

"Hey, nggak sopan tahu. Berisik" Jitak Bagas.

"Weee" Ledek Laras seketika pintu rumah temannya terbuka dan memperlihatkan seorang wanita cantik seumuran Bagas.

"Siapa ya?" Tanya kakaknya perempuan Windy melihat Bagas.

"Windy..hehe" Tawa Laras memeluk Windy yang berada dibelakang kakaknya.

Saat ini tatap muka terjadi antara Bagas dan kakak perempuan Windy, tapi tidak ada keanehan terjadi saat ini. Biasa saja, tapi walaupun seperti itu. Keduanya masih terus saling lihat sampai Laras mencubit pinggang Bagas.

"Kak, Ini kakaknya Laras" Bicara Windy terkekeh bersama Laras.

"Oh, Jesika" Ucap Jesika masih melihat Bagas terdiam.

"Mas, Mas.." Ucap Laras sembari mencoba menyadarkan Bagas.

"Iya, Bagas" Ucap Bagas meraih tangan Jesika.

Keduanya lalu masuk ke dalam rumah diikuti Windy dan Laras yang masih cekikikan. Bahkan Bagas dan Jesika langsung seperti sudah akrab walaupun belum lama saling kenal.

"Oh, kamu kerja di perusahaan Onikaku" Ucap Jesika yang mempersilahkan Bagas duduk.

"Kak, aku ke kamar dulu ya" Ucap Windy yang punya Rencana khusus bersama Laras. Keduanya masih tertawa kecil saat ini.

"Ayo buruan.." Ucap Laras.

"Iya sabar..dong" Ucap Windy bersiap untuk berganti pakaian.

Dan Saat ini Bagas meletakkan kunci mobilnya di atas meja ruang tamu sembari menunggu Jesika membuat minuman untuknya.

"Cantik, muda dan juga sudah bekerja" Lirih Bagas tersenyum bisa mengenal seseorang perempuan seperti Jesika.

Comments

Popular posts from this blog

EPISODE 2491-2699 GERALD CRAWFORD

 LELAKI YANG TAK TERLIHAT KAYA EPISODE 2491 - 2699 GERALD CRAWFORD BAB 2491. melihat banyak nya pasukan mayat , yang tak kunjung bisa di kalahkan walaupun sudah mengerahkan semua kemampuan baik gerald dan semua master kultivasi dan beberapa anak buah yang di bawa, menghadapi mereka semua seakan akan seperti menghadapi air, di pukul berapa kali pun bentuk nya akan selalu utuh apalagi pasukan dari mayat iblis tersebut, ketika di serang menggunakan teknik pedang cahaya makhluk berbetuk mayat ini akan kembali ke bentuk awalnya. Belum di ketahui kelemahan dan titik perapuhan dari semua prajurit mayat iblis yang telah menyerang gerald dan rombongan nya.  "Kalian semua Jangan alihkan pandangan kalian,tetap waspada dan jangan berpencar, lebih baik kita coba menyerang mereka dengan serangan ke satu arah!"berteriak nona Kimberly memerintahkan semua master kultivasi dan semua anak buah yang di bawa agar tetap dalam posisi bertahan.  Namun karena banyaknya prajurit mayat iblis yang t...

ANOTHER WORLD 01-100 VOLUME 01 REIN AND ROSE

YOUTUBE LOG IN NASCITA ANOTHER WORLD REIN AND ROSE EPISODE 01-05 VOLUME 01 Blood Of Crawford!  EPISODE 01 12 tahun kemudian, di dunia lainnya. Jepang 12 februari 2026 " Rein! bangun! " suara merdu seorang Ibu yang menghampiri anaknya. Peletak!  jitakan! Mengusap kepalanya, Lelaki berumur 12 tahun membuka matanya. Melihat dua orang wanita yang saat ini duduk di kasur empuknya. " cepat lah! hari ini kamu ulangan, bukan?" besar seorang ibu yang saat ini menyiapkan baju ganti di meja belajar anaknya. " hooaam! " menarik nafas, lelaki berumur 12 tahun mencoba untuk menggerakan tubuh nya. " iya mom, aku bangun. " bug! " apa kamu belajar sampai larut malam, Rein?" berkata seorang gadis yang menubruk jatuh tubuh Rein di kasurnya. " hihihi! seperti adikku akan menjadi peringkat satu kali ini! " Hup! Mencoba untuk bangun dan menggerakkan badannya yang saat ini masih di tindih tubuh anak gadis yang sama seumurannya. " menyingkir dar...

ANOTHER WORLD REIN AND ROSE THE FUTURE WORLD

⏹Episode sebelumnya ANOTHER WORLD REIN AND ROSE "Rein in The Future world " Episode 451 Terbang menghilang mencoba menjauh dari Gerald, saat ini Rein menggenggam erat tangan Khalisa, " Lebih baik kita pergi! aku hanya membuat alasan dan bagaimana pun, aku ingin beristirahat " berkata Rein yang melemparkan Kubus portal. " Khalisa Kita masuk! " mengikuti pergerakan Rein, " baik Rein tapi kita akan pergi kemana?" ujar Khalisa mengikuti. Tersenyum! " Aku hanya ingin menghindari dari perjodohan dengan Haruna, itu saja yang ada dipikiranku, Lagi pula saat ini aku masih perlu bantuanmu untuk mengobati luka dalam yang mengenai Liverku". Sambil bergerak maju, Rein membuka tabir diudara. " Kita sampai!. " Jatuh! " Uwaaa!!! " Teriak keduanya melompat masuk di Danau berlumpur. Beberapa menit setelah mencoba mengangkat dirinya, Rein membantu Khalisa untuk membersihkan diri. " Baiklah kita akan membersihkan diri di sungai itu...