Rein adventure
Five Queensland volume 07
Episode 526-528
" Pulau Biru dan Hiyena"
Bab 526 ❤
Melihat ke arah Ratu Irena, Haruna kemudian berdiri dan beranjak dari kolam renang. Tersenyum sambil berjalan ke arah Ratu Irena menapaki pinggir kolam dimana saat ini Ratu Irena sedang memainkan dua balon besar dan berisi. " Ratu, apa ada Mantra sihir atau ramuan sihir yang bisa membentuk tubuh ideal? " ucap Haruna yang kemudian duduk bersama Ratu Irena. Ratu Irena yang memang memiliki tubuh ideal, walaupun telah berumur kepala empat lebih dua hanya tersenyum ketika Haruna menanyakan hal tersebut. Sambil berdiri dan mengayunkan tangan ke arah Haruna, saat ini Ratu Irena mengajak Haruna untuk menyudahi Renangnya.
Menengadah tangan dan mengajak Haruna, Ratu Irena berkata " Kau mau tahu, rahasia tubuh ku? "
Menerima ajakan Ratu Irena, Haruna memegang telapak tangan Ratu Irena, sambil berkata lirih. " Bolehkah? "
" ya, akan aku beritahu Rahasia ku, lagi pula kamu akan menjadi pengganti ku kelak, saat waktu nya tiba" ucap Ratu Irena yang kemudian berjalan bersama Haruna ke Ruang Istana. Mengambil Kain penutup tubuh, mereka berdua kemudian masuk kedalam ruangan Tertutup dengan beberapa pelayan wanita yang telah menunggu. " Siapkan Ramuan herbalife, aku ingin bersantai sejenak bersama Haruna " perintah Ratu Irena pada beberapa pelayan nya.
" baik Ratu " ucap beberapa pelayan, yang kemudian menutup tirai dan segera melakukan perintah Ratu Irena.
Hanya dalam hitungan beberapa menit, sebuah kolam kecil telah terisi air yang telah di suling dengan rempah rempah dan ramuan khusus. Sebuah ruangan tertutup yang memiliki tempat tidur yang terbuat dari busa khusus dan juga terdapat beberapa lilin beraroma wangi bunga lily. Kolam khusus dengan air sulingan terdapat tempat api pembakaran di bawahnya. Terlihat seperti wajan rebusan, yang siap merebus tubuh seseorang. Melihat isi ruangan, Haruna bertanya. " apa itu kolam rebusan? "
Sambil menyuruh beberapa pelayan bersiap, Ratu Irena kemudian menepuk-nepuk beberapa kali tangannya. " Ya, kita akan merebus tubuh mu" ucap Ratu Irena yang kemudian menyuruh Haruna untuk masuk kedalam kolam khusus. " Tak apa, tidak panas kok cuma hangat hangat merpati "
"anda Yakin Ratu? " tanya Haruna Yang sekarang berada di pinggir kolam rebusan.
Berbicara dengan beberapa pelayan, saat ini Ratu Irena melihat Haruna yang belum masuk kedalam kolam rebusan. " Jangan Ragu, sentuh saja air rebusan itu" ucap Ratu Irena menyuruh Haruna untuk merasakan air dalam kolam rebusan. " kita akan menggodok tubuh mu, agar tubuh mu bisa memperoleh manfaat ramuan khusus pulau Hijau. "
Yakin Dengan apa yang dikatakan Ratu Irena, saat ini Haruna tanpa Ragu langsung masuk perlahan kedalam kolam sambil melepaskan pakaian dibantu pelayan yang ada didekatnya.
Sess!
Merasakan kakinya, Haruna yang telah masuk kedalam kolam rebusan bergumam. " iya tidak panas, ini hangat . "
Melihat Haruna yang saat ini sudah merendam tubuh nya, Ratu Irena kemudian berjalan ke arah tempat tidur khusus untuk menerima pijatan. " Haruna, tunggu lah beberapa jam sampai efek Ramuan khusus masuk kedalam tubuhmu " ucap Ratu Irena yang kemudian tertidur dengan beberapa pelayan yang siap memberikan pijatan.
Melihat ke arah Ratu Irena yang saat ini ditemani dua pelayan yang sedang melakukan pijatan. Sambil melihat ke arah atap ruangan yang hanya tertutup kaca bening di langit langit, Haruna merasakan ramuan khusus seperti sedang terserap oleh tubuh nya. " ah... nyamannya "
" Jika Rein tahu, dia pasti akan lebih tergoda , tapi apa dia akan mencari ku? " tukas Haruna memejamkan matanya. Sambil menunggu Reaksi Ramuan khusus di kolam rebusan.
***
Bab 527❤
Di pulau Biru, dimana saat ini Rein yang sedang berjalan bersama Hiyena masuk kedalam rumah yang terbuat dari pohon besar yang memiliki rongga. Rein melihat luar pohon sama seperti pohon lainnya yang tumbuh. Tapi, ketika Rein melihat adanya rongga besar. Rein berpikir apakah rongga tersebut adalah pintu Rahasia, perlahan mendekat ke arah Rongga dimana saat ini Hiyena yang sedang meletakkan sebuah permata khusus seperti kunci rumah. " apa ini pintu rahasia? " ucap Rein melindungi Rongga pohon yang terlihat seperti pintu masuk.
Klek! pintu terbuka!
" bukan, ini rumah hukuman " ucap Hiyena yang kemudian menyuruh Rein untuk masuk. " Hah.. Sudah satu minggu sejak aku terpilih menjadi Calon Ratu dari Kepulauan biru, ibuku menghukum ku disini karena sihir yang aku gunakan selalu gagal. "
" Calon Ratu? " tanya Rein lirih, Sambil masuk kedalam rumah pohon. " ow.. ini seperti dalam dongeng! apakah ini rumah hukuman? tapi aku melihat rumah ini seperti rumah biasa. " Melihat sebuah ruangan kecil yang hanya memiliki satu sekat, Rein melihat jendela terbuka. " apa benar ini didalam pohon? "
" wah.. bahkan aku bisa melihat lautan luas dari sini" ucap Rein yang mencoba untuk keluar dari jendela. " baiklah, aku ingin tahu rahasia rumah hukuman ini " Mencoba untuk melangkahkan kakinya, Rein merasakan adanya sengatan listrik.
zet! zet!
" Jangan! " teriak Hiyena memperingatkan Rein! " Jangan kamu lakukan itu, sebenarnya ini hanya rumah dengan ruangan ilusi, yang dibuat untuk ku"
" Rumah ilusi? " ucap Rein yang memperhatikan jendela yang seperti memiliki Aliran listrik. " oh.. jadi seperti itu. "
" ya, seperti itu.. " ucap Hiyena yang kemudian berjalan ke arah kamar mandi di bilik yang bersekat. " ini seperti rumah kontrak kau tahu, aku jadi tersiksa! "
Melihat ke bilik kecil didekat ruangan bersekat, Rein memalingkan wajahnya. Sambil melihat melihat lihat isi ruangan yang berukuran kecil. Rein melihat kasur kecil dengan selimut berwarna biru dengan motif bunga. Terdapat satu meja yang mirip seperti lemari kecil dengan sebuah lampu lilin. Menunggu Hiyena menyelesaikan urusan nya di bilik bersekat, Rein memperhatikan sebuah lukisan dinding kayu. Sebuah Gambar pulau biru dengan sebuah istana megah dengan kubah yang terbuat dari kaca terakota berwarna biru. " apa ini gambar pulau biru? " ucap Rein yang kemudian mendengar suara, seseorang di luar rumah pohon.
" Putri Hiyena! " teriak Beberapa pelayan yang datang dengan membawa beberapa bekal makanan dan minuman. " putri Hiyena, apa kamu sudah selesai berlatih? "
Mendengar suara beberapa pelayan, saat ini Hiyena yang sudah selesai mandi, kemudian keluar dengan pakaian sedikit terbuka. Mengenakan Bra biru bermotif dan celana pendek ketat , Hiyena melupakan Rein yang sedang berada di rumah hukuman. " Ya! " teriak Hiyena yang kemudian berjalan tanpa memperhatikan Rein. Berjalan menemui beberapa pelayan dibawah rumah pohon, dan berbicara beberapa kata. " apa hari ini ibu akan datang? " ucap Hiyena pada para pelayan.
" Ratu sedang ada beberapa urusan, jadi dia tidak datang bersama kami" ucap pelayan yang kemudian Menyerah kan nampan berisi makanan, kemudian beberapa pelayan segera meninggalkan Rumah pohon, " kami permisi Nona Hiyena " ucap beberapa pelayan yang kemudian berjalan pergi menjauhi Rumah pohon.
" ya, apa boleh buat padahal, aku mau menunjukkan perkembangan ku" ucap Hiyena yang kemudian masuk ke rumah pohon. "seperti nya aku melupakan seseorang? ". Berjalan ke sebuah lorong dalam rongga pohon, Hiyena secara ajaib telah sampai di ruangan dimana Rein yang sedang melihat pemandangan dari jendela, Hembusan angin menerpa rambutnya.
Bab 528 ❤
Saling tatap, Rein yang tahu Hiyena telah kembali kemudian melihat tubuh Hiyena yang memakai celana pendek ketat dengan Bra biru terbuka yang menampakkan bulatan berukuran buah melon 1 kilogram, Dengan cahaya matahari yang perlahan terbenam tampak menyoroti Tubuh Hiyena. Pantulan keringat yang mengalir perlahan dari tubuh Hiyena, memantul cahaya ruangan. Dengan tubuh gemetar melihat tatapan Rein yang memandang nya, saat ini Hiyena tanpa sadar langsung melemparkan nampan makanan dan langsung menutup buah melonnya dengan tangan. " Kya!! " teriak Hiyena keras Sambil melihat Nampan makanan yang tak sengaja dilempar ke depan, mata Hiyena melihat ke arah Rein yang segera melesat ke arah nya.
Melihat apa yang telah terjadi, Rein dengan mudahnya menangkap nampan makanan dengan tangan kanannya. " Hampir saja " ucap Rein yang kemudian berdiri di depan Hiyena.
" Jangan lihat! " teriak Hiyena mencoba untuk menendang Selangkangan Rein.
Peltus!!
" edeh... " ucap Rein lirih merasakan darah yang tiba tiba melonjak turun ke kakinya. Sambil berjongkok merasakan sakit terongnya, Rein duduk berjongkok. Meletakkan nampan makanan ke lantai kayu berwarna coklat, Rein memejamkan matanya. " Sakitnya.. "
Melihat ke arah Rein yang saat ini berjongkok sambil memegang sesuatu dibawah perutnya, Sontak menbuat Hiyena merasa bersalah. " maaf, aku tidak sengaja Rein.. " berkata Hiyena mencoba untuk membantu Rein. " itu Refleksi yang tak disengaja.. maaf apa itu sakit?. "
Membuka mata perlahan, Rein melihat Hiyena yang berjongkok didepannya dengan mata sedikit terbuka. Rein melihat belahan dua melon yang bergelantungan diatas Bra biru bermotif. " aku tidak apa apa, lebih baik kamu pakai pakaian mu, jika tidak aku akan terus melihat nya. " ucap Rein menundukkan kepala.
Melihat kembali bagian belahan melonnya, Hiyena langsung memanggil tongkat sihir nya dan memukul kepala Rein. " Jangan lihat! " teriak Hiyena memukul kepala Rein.
Pletak!
" aw.. " teriak Rein kesakitan. " apa yang kamu lakukan! "
Kembali berdiri, saat ini Hiyena berjalan kembali ke bilik kamar mandi dan memakai pakaian. Sambil mencoba untuk menyembunyikan belahan melonnya dengan tangan, Hiyena memerah wajahnya. " Ternyata semua lelaki sama saja, apa mereka tertarik dengan dua buah yang menggelantung ini? " ucap Hiyena sembari memakai piyama.
Sambil merasakan sakit yang belum juga hilang karena tendangan bebas yang dilakukan Hiyena, saat ini Rein mencoba untuk duduk di dekat dinding di jendela ruangan. " Apa terongku baik baik saja? " ucap Rein dalam hati merasakan terongnya perlahan membaik. " Fueh.. "
Malam hari..
Setelah Memakan hidangan yang Dikirim, Hiyena kemudian Menekan tombol di dekat Kasurnya. " Karena malam hari, lingkungan bunga Rifelis akan menjadi ladang racun, lebih baik kamu menginap smentara di sini" ucap Hiyena yang kemudian membuat kasur dan sekat dari dinding kayu.
" Tunggu, tapi apa kamu yakin dan percaya dengan ku? " ucap Rein yang ragu.
" ya, aku juga terpaksa melakukan ini, jika sampai seseorang tahu keberadaan mu, mungkin mereka akan menyerang mu seperti yang aku lakukan " ucap Hiyena duduk sambil minum kopi di dekat jendela memandang bulan. " Sudah satu minggu aku berada disini karena sedang melatih sihir ku, hanya sendiri an di ladang bunga Rifelis. "
Mendengar Hiyena yang sedang bercerita, saat ini Rein yang sedang duduk menyandarkan tubuh di dinding mencoba untuk memahami situasi. " Hukuman? " ucap Rein yang melihat Hiyena duduk sambil menaruh cangkir kopi dan meriah kakinya dengan Tangan. Menundukkan wajahnya sambil menangis. " Sebenarnya aku tak mau menggantikan posisi ibuku, Karena bakat sihir ku yang tidak bisa dikendalikan dan kecerobohan ku. Seharusnya kakakku yang menerima posisi calon Ratu Pulau Biru, tapi karena kakakku lari dengan seseorang pria membuat ibu Gusar dan kemudian menyuruh ku untuk menggantikan kakakku yang Telah pergi. "
bersambung...
EPISODE 529-530
Comments