Skip to main content

Great Name of Aurum Episode 28-29

 GREAT NAME OF AURUM

EPISODE 28-29


"Penyesalan"


Bab 28

Kathryn sendiri tentunya dapat menghindari lesatan cahaya pedang yang terus dibuat Aurum. Dimana dia langsung mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Terus melompat dan menghindari beberapa tebasan acak, Kathryn melihat sosok Aurum yang jauh berbeda dari biasanya.


"Untung lah, aku mendengar ayah dan ibu berbicara, bahkan tanpa sepengetahuan mereka aku juga beberapa kali memastikan" Lirih Kathryn mencoba untuk mendekat ke arah Aurum dengan kemampuan miliknya. "Qi Aurum sungguh besar.."


Debum! Suara ledakan hampir mengenai Kathryn, yang sesaat dirinya salah berpijak di lempeng batu.


"fueh hampir saja"


Blast yang melihat hal tersebut cukup kagum dengan kemampuan menghindar Kathryn, tapi dia juga tak mau sampai Aurum menyakiti anaknya. "Sudah terlanjur, baiklah dengan belati sihir ini, aku pastikan Aurum akan kembali sadar" Ucap Blast yang kemudian ikut melesat ke arah Aurum.


Dimana dia beberapa kali menghindar dari cahaya pedang yang terus menerus Aurum lesatan kan. Sedangkan Aurum sendiri saat ini tak melakukan apapun selain terus melemparkan banyak cahaya pedang di tangannya, Aurum juga berupa keras mengendalikan emosinya yang saat ini tanpa diduga ingin menguasai dirinya.


"Pergi, siapa kau!" Ucap Aurum di dalam hatinya.


"Hahaha, aku adalah Iblis yang terlahir dari mu. Iblis yang selama ini terkurung karena darah aneh yang terus mengalir di dalam tubuh mu. Aku Laytar Iblis Hati manusia" Ucap sosok Iblis yang terlahir di dalam tubuh Aurum dan hendak menguasai diri Aurum.


"Laytar!, Cepat pergi!" Teriak Aurum menjerit di dalam hatinya yang masih terpengaruh.


"Hahaha, Kau seharusnya sudah tahu, bahwa pemurnian darah itu akan menyebabkan hatimu di kuasai oleh ku. Tapi kamu tetap melakukan hal tersebut, sungguh bodoh. Tapi, kau cukup berhasil melakukan pemurnian darah. Hanya saja, tubuh mu sekarang milikku" Ucap Laytar yang kemudian membuka mata Aurum dan memperlihatkan warna mata merah.


Swos!


Sebuah serangan langsung di benamkan ke tubuh Aurum, dimana tampak jelas terlihat Blast memperoleh kesempatan. Disaat Aurum yang tak sadarkan diri langsung turun ke bawah.


"Aurum! sadarlah!" Teriak Blast yang melihat Kathryn berhasil menusuk tubuh Aurum dengan jarum pembekuan.


"Ayah, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kathryn mendekat.


"Jangan mendekat!" teriak Blast yang melihat Aurum mencabut belati sihirnya.


Prank..


"Apa!" Ucap Blast melihat belati sihir tak bekerja dan melihat belati sihir tersebut terlempar ke tanah.


Bangun perlahan, sosok Aurum tertawa keras. Dimana dirinya berhasil mengeluarkan sepuluh jarum pembekuan. "Hahaha, Akhirnya aku berhasil" Ucap Sosok Laytar di dalam tubuh Aurum.


Merasakan hal aneh, Blast kemudian melompat ke belakang dan menyuruh Kathryn untuk tidak mendekat. "Dia bukan Aurum? tapi siapa?" tanya Blast heran, merasakan sosok Aurum yang tiba-tiba berubah sampai menyerang dirinya dan juga Kathryn.


***


Dan kembali ke situasi, kenapa Aurum tidak sengaja membunuh Blash Walter. Aurum benar-benar tidak kuasa menahan darah yang keluar dari pemurnian di dalam tubuhnya.


Threesome Mountain menjadi saksi kematian Blast, dan hilangnya darah ayahnya yang mengalir di dalam nadi Aurum.


Dua orang wanita saat ini menyaksikan Blast yang menutup mata. Di temani guyuran hujan deras, semua orang menatap wajah Blast Walter.


Aurum yang saat ini merasa bersalah, berdiri sembari melihat Ibu dan bibinya yang terus menangis dan meratapi kepergian sosok ayah dan juga pamannya.



Bab 29.


"Aku..." Lirih Aurum melihat Kathryn yang juga terluka karena dirinya dan sambil terus menatap telapak tangannya yang sudah bersimbah darah. Aurum hanya bisa memandang langit dan berteriak keras!.


"Arght!!"


Disaat Aurum berteriak, guncang gunung Threesome mountain kembali terdengar. Dimana Aurum seketika langsung melesat dan kembali tak Kuasa menahan pemurnian darahnya. Dia pergi meninggalkan semua orang.


Sampai sebuah cahaya putih melesat tajam ke arah Aurum dan dengan cepat, cahaya putih tersebut menjelma menjadi sosok Master Razz.


"Aurum, cucuku. Kendalikan apa yang telah kamu mulai, bukankah sudah ku peringatkan.." Tutur Master Razz yang kemudian mengurung Aurum di salah satu gunung sampai membuat gunung tersebut meledak.


Master razz sendiri juga sudah membawa Beberapa orang yang terpilih untuk membantu mengeksekusi keluarga Aurum dan menyelamatkan mereka.


"Master tolong aku" lirih Aurum merasakan aliran tenaga dalam yang tak terbendung.


"Hah, kau terlalu gegabah, darah ayahmu yang mengalir merupakan sebuah kekang untuk tujuh iblis yang ada di dalam tubuh mu. Tidak seharusnya, aku memberitahu mu, aku sungguh menyesal" Ucap Master razz yang saat ini membalikkan sebuah Ornamen pasir yang langsung mengubur Aurum.


"Sampai kau belajar mengendalikan diri, Kau akan terus terkurung di Tanah ini"


Sesaat setelah master razz berbicara, semua kepingan gunung kembali menyatu. "Semoga dia baik-baik saja dalam beberapa tahun ini." Keluh Master razz yang melihat beberapa orang lainnya datang melaporkan.


"Tuan Blast sudah tewas, kami sudah berupa semaksimal mungkin. Master" Ucap seseorang seraya memberitahu, dan melihat Master Razz terus melihat ke arah utara.


"Master?"


Saat ini master razz juga merasakan energi yang meluap-luap yang terus menjauh dari tempat tersebut. Gabungan tujuh iblis pedang lah yang membuat Master Razz khawatir dan memilih untuk tetap mengawasi Aurum.


"Bawa mereka ke kaki Gunung, awasi tempat ini" perintah Master Razz pada beberapa orang.


"Baik master" ucap beberapa orang dengan jubah Gunung dengan tujuh Sungai.


Master Razz membuat anggukan dan melihat sosok Kathryn. "Lebih baik aku juga latih Dia, Bagaimana pun Aku masih takut Suatu saat Aurum kehilangan kendali atas dirinya. Terlebih Siapa Dia?(Iblis Laytar)."


Sampai beberapa bulan kemudian, Kathryn akhirnya menerima apa yang sudah terjadi dan Dia kemudian menemui Master Razz yang sedang memastikan Aurum tersadar di sebuah ruangan pengekangan.


"Master Razz" lirih Kathryn memanggilnya dan memberi Hormat.


"Bagaimana ibumu dan Ibu Aurum?" tanya Master Razz sambil tersenyum dan berjalan ke arah Kathryn.


"Mereka sedang bersama di makan ayah, master aku sudah siap" Tutur Kathryn yang tidak ingin terlalu bersedih atas kehilangan ayahnya. Dan bagaimana pun juga, Kathryn juga mengingat pesan ayahnya.


Master Razz kemudian memperkenalkan tujuh orang manusia terpilihnya, yang mengatas namakan diri mereka Seven Knight dari gunung tujuh sungai. "Salam nona Kathryn" ucap semua orang.


"Master Razz, aku mau bicara" ucap Kathryn terkekeh melihat ke tujuh Knight, Sambil membicarakan sesuatu yang membuat Master Razz tertawa.


"Hahaha, begitu ya. Mungkin aku yang terlalu kolot, baiklah aku akan bicara dengan mereka" Ucap Master Razz yang kemudian memulai membicarakan sesuatu tentang ketujuh kesatria nya.


Sambil melatih semua orang dan Kathryn, tampaknya master Razz juga sudah menyiapkan sesuatu untuk mereka. "Sudah waktunya mereka menjalankan tugasnya, terlebih beberapa orang di dunia ini juga sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan dari kejadian pemurnian darah Aurum." Lirih Master Razz yang kemudian mengutus dua orang untuk menuju wilayah lain.


"Anggota Seven Knight Rivers, Hari ini adalah Hari pelepasan Aurum, Sampai Aurum bisa menerima pusaka Milik ku. Kalian semua juga harus mematuhi segala perintah Aurum" ucap Master Razz membuka gerbang di kaki Gunung.


"Baik Master!" teriak Semua orang termasuk Kathryn yang sudah menggunakan Jubah Baru.


Comments

Popular posts from this blog

ANOTHER WORLD REIN AND ROSE THE FUTURE WORLD

⏹Episode sebelumnya ANOTHER WORLD REIN AND ROSE "Rein in The Future world " Episode 451 Terbang menghilang mencoba menjauh dari Gerald, saat ini Rein menggenggam erat tangan Khalisa, " Lebih baik kita pergi! aku hanya membuat alasan dan bagaimana pun, aku ingin beristirahat " berkata Rein yang melemparkan Kubus portal. " Khalisa Kita masuk! " mengikuti pergerakan Rein, " baik Rein tapi kita akan pergi kemana?" ujar Khalisa mengikuti. Tersenyum! " Aku hanya ingin menghindari dari perjodohan dengan Haruna, itu saja yang ada dipikiranku, Lagi pula saat ini aku masih perlu bantuanmu untuk mengobati luka dalam yang mengenai Liverku". Sambil bergerak maju, Rein membuka tabir diudara. " Kita sampai!. " Jatuh! " Uwaaa!!! " Teriak keduanya melompat masuk di Danau berlumpur. Beberapa menit setelah mencoba mengangkat dirinya, Rein membantu Khalisa untuk membersihkan diri. " Baiklah kita akan membersihkan diri di sungai itu

ANOTHER WORLD 01-100 VOLUME 01 REIN AND ROSE

YOUTUBE LOG IN NASCITA ANOTHER WORLD REIN AND ROSE EPISODE 01-05 VOLUME 01 Blood Of Crawford!  EPISODE 01 12 tahun kemudian, di dunia lainnya. Jepang 12 februari 2026 " Rein! bangun! " suara merdu seorang Ibu yang menghampiri anaknya. Peletak!  jitakan! Mengusap kepalanya, Lelaki berumur 12 tahun membuka matanya. Melihat dua orang wanita yang saat ini duduk di kasur empuknya. " cepat lah! hari ini kamu ulangan, bukan?" besar seorang ibu yang saat ini menyiapkan baju ganti di meja belajar anaknya. " hooaam! " menarik nafas, lelaki berumur 12 tahun mencoba untuk menggerakan tubuh nya. " iya mom, aku bangun. " bug! " apa kamu belajar sampai larut malam, Rein?" berkata seorang gadis yang menubruk jatuh tubuh Rein di kasurnya. " hihihi! seperti adikku akan menjadi peringkat satu kali ini! " Hup! Mencoba untuk bangun dan menggerakkan badannya yang saat ini masih di tindih tubuh anak gadis yang sama seumurannya. " menyingkir dar

GREAT NAME of AURUM

Mina, Kali ini Nascita dan Ranah pemahaman akan mengshare sebuah kisah yang terlahir untuk mereka yang suka dengan aliran dan alur Ranah pemahaman.  Siapa lagi kalau bukan kisah yang ditunggu, kisah dibalik tiga saudara. kisah anak yang terbuang dan tersingkir.  Penasaran, yuk simak langsung..  Great Name of Aurum "Anak yang tersingkir. " Episode 01 Petarungan besar! Menapakkan kakinya di lempeng batu, Sambil menatap langit hitam yang dipenuhi sambaran kilat yang menggelegar. Langit seolah terbuka dan menangisi kepergian seseorang, Memegang pedang kecil bercahaya. Tampak Darah mengalir dari tangan yang mengikuti aliran derasnya hujan. Seorang perempuan yang tergeletak tak berdaya, mencoba memainkan jarinya yang penuh dengan darah yang mengalir. Melihat sosok pemuda yang menggenggam pedang bercahaya yang siap menghunjam tubuh seseorang yang sedang tak sadar diri. Menangis... " Aurum!! hentikan! aku mohon! tolong jangan bunuh ayahku! "Sambil mencoba untuk bangkit, seo