GNA SERIE 2, EPISODE 3-4
EPISODE 3
Menepuk kepala!
" nona, kau tak apa?" Sambil membenarkan wajahnya, pemuda yang telah menolong Wanita dari serangan prajurit pengejar, mencoba untuk tetap berhati-hati.
" Uhuk! " Terbatuk, sambil mencoba melihat situasi dengan membuka perlahan matanya, wanita melihat sosok seorang pemuda didepannya, memiringkan kepala di sela luar kaki sang pemuda, mencoba melihat ke depan pandangan matanya. " Apa kamu yang telah melakukan nya? Terimakasih tuan. "
Menahan sakit kaki, dan mencoba untuk berdiri. " uh! sakit! " teriak lirih wanita hampir terjatuh. Namun, dengan sigap pemuda tersebut langsung menangkap lengan wanita yang kesakitan.
" Apa ada yang terluka nona?"berkata pemuda yang mencoba untuk membantu wanita tersebut untuk berdiri, Secara tiba-tiba.
Sclaas!
Tusukan Kunai tajam mengenai, punggung pemuda yang tak tahu arah serangan Dadakan. " Kalian ini! apa kalian tak mengenali aura tuan kalian! Dasar perajurit bodoh! " Berkata dalam hati, sang pemuda menarik dengan cepat kunai tajam yang menacap. Setelah,Membantu wanita tersebut berdiri.
" Nona tunggu lah disini, seperti masih ada salah satu orang yang hidup " sambil berjalan dan memutar bulatan kunai, sang pemuda berjalan ke arah seseorang yang menikam punggung nya. Dengan wajah penuh amarah, terlihat pemuda tersebut mengancam.
" Tuu.. an" bisik lirih prajurit pengejar, sambil berjalan kebelakang dengan tangan nya. " Tuuan, Lubu aku tak tahu jika itu anda? ampuni aku. "
" Diam! " dengan raut muka penuh ancaman, dengan cepat Pemuda yang sedang melakukan penyamaran segera membungkam mulut prajurit pengejar.
Bruussh! tusukan tajam mengenai jantung prajurit pengejar. " Fuuuh! Hampir saja!. "
Berjalan sambil tertatih-tatih, " Tuan apa tadi dia memanggil anda tuan?" berkata wanita yang tak tahu jika pemuda yang bernama Lubu adalah pimpinan prajurit pengejar yang menyamar.
"Hahaha! jangan konyol,aku bahkan tak mengenal mereka" Sambil membersihkan debu di pakaiannya, " Kenapa mereka mengejar mu?. "
" Mungkin sebaiknya tak aku cerita kan, ini hanya urusan pribadi dan Terima kasih sudah menyelamatkan ku, tuan?. " berkata sang wanita kemudian mencoba untuk kembali berjalan. Dia tahu apa yang harus dan tidak dilakukan. Ada Sedikit curiga pada sang pemuda yang telah menyelamatkan nya. " Auh!!. "
" Tunggu Nona! Kakimu masih belum sembuh, biarkan aku membawa mu ke desa dekat hutan ini" Sambil berjalan mengejar sang wanita, " Maaf, perkenalkan aku Arjun dan jika boleh tahu siapa nama nona?. " berkata Lubu ( arjun nama samaran) Mencoba menarik dan menyembunyikan kedoknya.
" Aku Hernia, maaf tapi aku bisa sendiri Terima kasih " Berkata Hernia yang menahan sakit tak tertahankan. " aku harus cepat pergi dari sini, sebelum mereka kembali menemukan ku. "
" Nona, bolehkah aku membantu mu satu kali lagi, anggap ini sebagai kebaikan ku dan anda tak perlu membalasnya. " Sedikit kesal, Arjun mencoba taktik lain. " Aku tak akan membiarkan wanita seperti anda, gentayangan dihutan yang luas ini, terlebih jika saya melihat situasi anda seperti sedang dalam masalah, jadi biarkan saya membantu Anda sampai menemukan tempat yang aman. "
Diam sambil berpikir. " mungkin, aku terlalu curiga bahkan dia sudah menolong ku, tapi aku harus tetap waspada " berkata dalam hati Hernia, kemudian membungkuk perlahan. " Baiklah, maaf merepotkan anda tuan Arjun. "
Tersenyum puas.
" Baik, tak masalah dan lagi pula mana mungkin aku akan membiarkan anda dalam bahaya " Sambil mengambil pedang di pinggang nya, Arjun kemudian dengan cepat memotong beberapa dahan berbentuk huruf Y, dan kemudian menyerah pada Hernia " untuk sementara pakailah ini, mungkin bisa membantu mu berjalan. "
" oh, itu bisa " berkata hernia yang merasa terbantu. Sambil memakai dahan Kayu, hernia dan Arjun segera melakukan perjalanan.
EPISODE 04
Suara angin semilir, dari beberapa dahan yang bergoyang. " Nona, apakah pedang itu sangat penting?" Tanya Arjun yang hanya ingin meringankan situasi canggung.
" panggil aku hernia, dan aku tetap tak bisa menceritakan apapun " berkata hernia tersenyum dan menatap kedepan. " Sepertinya ada suara air terjun., apa kamu mendengarnya? ".
Walaupun Arjun, tak mendapatkan jawaban dia tahu pedang apa yang sedang Hernia coba lindungi, " Ya, mungkin kita bisa menemukan seseorang yang bisa membantumu".
" Ya semoga saja" Langkah kaki Hernia sedikit dipercepat karena, saat ini Hernia sedang merasakan haus yang mendalam.
" Hati hati, Nona Hernia " Teriak kecil, Keluar dari mulut Arjun. " Akan aku buka jalan untuk mu, jadi tetaplah dibelakang ku. "
" Iya, aku mengerti " Sambil menatap bagian kepala Arjun, Saat ini Hernia sedikit hilang kecurigaan nya. " Mungkin aku terlalu takut, dan seperti nya pemuda ini orang baik. "
Sambil tersenyum dan berdiri mematung, Hernia melamun.
" Nona hernia! apa yang sedang kamu lakukan, ?" Teriak Arjun yang sudah jauh didepan.
" Ups! maaf" teriak hernia membalas teriakan. " aku susul. "
Berdiri dan melihat Hernia yang sedikit susah payah melangkah. " apa dia curiga padaku?".Mengabil inisiatif dan berjalan untuk membantu hernia. " pegang lah tanganku. "
Deeeg!!
Suara angin kencang.. ( jantung ding).
****
Di barat laut hutan hujan, " Bagaimana? apa kalian menemukan gadis itu?" berkata Tetua pall memastikan, Saat para prajurit pengejar nya telah kembali. Tetapi apa yang dilihat nya sungguh membuat nya kesal dan jengkel. Wajahnya seperti ingin meledakkan. " Siapa! yang melakukan semua ini? apa Gadis itu ?. "
Memeriksa bekas luka yang didapat pada beberapa bagian tubuh prajurit pengejar yang dipimpin Anaknya, Lubu. " Dimana Lubu! jangan jangan dia yang melakukan nya? Tapi apa tujuan nya?. " berkata Tetua pall berpikir. " Apa dia mengincar sesuatu? sial! aku lengah pada anakku sendiri! ".
Memerintah beberapa prajurit pengejar" Kalian cepat cari tuan muda Lubu dan bawa dia kemari! apa dia ingin berkhianat dan mencoba untuk membantu gadis itu!. "
" Baik Tetua pall! " Seru beberapa prajurit yang tanpa basa basi langsung pergi dan menghilang.
Tuk! tuk! tuk!
Suara langkah kaki berat datang dari seseorang yang membawa beberapa gadis cantik di punggung nya. " Apa ada masalah tetua pall? hahaha!! aku pinjam para wanita mu untuk ku malam ini".
" Zambe!! kau! untuk apa kamu datang! bukankah sudah aku katakan dan sudah aku serahkan semua Pedang suci pada Tetua tertinggi?" Kesal melihat seseorang yang berada didepannya. Tetua pall segera pergi dan meninggalkan, seseorang yang memiliki tubuh besar dengan pakaian terbuka.
" apa yang kamu katakan! 5 pedang suci ingat! dan kamu masih belum menyerahkan sisanya! dan kedatangan ku kesini hanya untuk menyampaikan berita pada beberapa tetua, Sebuah Ramalan. " Berkata Zambe yang kemudian menurunkan dua gadis di pundaknya. " ini surat dari tetua tertinggi! dia ingin kamu datang menemuinya! dan bawa anakmu juga! ada hal lain yang ingin dibicarakan pada semua anggota!. "
Menangkap surat emas yang dilempar, tetua pall yang kesal sekarang terlihat berkeringat setelah membaca isi surat. " Cih! sialan! apa Lubu telah membocorkan semua! kuampret!!. "
" Wow! ada apa tetua pall? seperti anda akan mendapatkan masalah bukan? Dan apa Lubu tidak ada ditempatnya? Padahal aku rindu dengan nya" Suara merdu datang dari seorang gadis muda Sambil memainkan pedang kecilnya.
" Leinera!! apa ibumu yang menyuruh mu! mematai matai ku! , cepat pulang! " teriak Zambe terkejut melihat putri nya Yang datang tiba-tiba.
" Kalian pergilah, tempat ku bukan untuk acara kumpul keluarga! " umpat tetua pall kesal.
Sambil berjalan dan meraih guci besar, sosok gadis bernama leinera berjalan ke arah Zambe. " maaf ayah, ini titipan ibu. "
Praaankk!! suara guci besar mengenai kepala Zambe.
" Ouh!! " teriak Zambe kesakitan dan berdarah di kepadanya.
" Baik aku mengerti! " berkata Zambe yang kemudian menghampiri Tetua pall. " aku pamit dan cepat kau temui tetua tertinggi! ".
" Cih! " memalingkan mukanya, dan menatap kepergian Zambe. " Leinera, apa kamu bisa membantu ku? terlebih kau sudah mengenal anakku dari kecil, bolehkah?. "
Tersenyum..
" Tentu saja, akan aku bawa Lubu dan bukankah Lubu dan aku akan segera menikah " berkata leinera yang kemudian duduk di sebuah kursi dan meminum arak yang disediakan pelayan.
" Tentu, aku dan ayahmu adalah kawan lama, makanya dia seenaknya dengan ku, walaupun statusku lebih tinggi dari nya, dan ayahmu hanya kaki tangan tetua tertinggi. "Berkata tetua pall kemudian duduk dan menghabiskan araknya bersama leinera.
" Jadi apa ada rahasia yang boleh aku ketahui?" tanya leinera membaca raut wajah tetua pall.
" Baiklah, hanya kamu yang bisa ku percaya untuk membantu ".
Dan tetua pall, menceritakan apa yang terjadi.
" Baik aku mengerti, aku pergi " berkata Leinera yang langsung meninggal rumah tetua pall. " Jadi, dia menemukan sesuatu yang pantas, sebuah kekuatan abadi dan hanya gadis itu yang tahu tempat nya. "
bersambung..
bersambung..
Comments