ANOTHER WORLD REIN TIGER SWORD
EPISODE 421-425
BAB 421
" Reeeeeiiinn!! " teriakan Khalisa mengecil dalam hitungan detik, Tak mendengar suara lagi Rein menyerang semua akar yang menjalar. Dan mendapati bayangan hitam mendekati dirinya.
Bruuugg!!
" apa yang sedang kamu lakukan di tempat terlarang ?apa kamu mau mati?" berkata lirih seseorang yang mendekap Rein di belakang tubuh nya. " Jika kamu atau wanita yang kamu bawa ingin tetap hidup, cepat tinggalkan tempat ini! Segera ".
Melihat dari samping, Rein berusaha mengenali wajah seseorang. " Siapa kamu! Urg! " berkata Rein tercekek leher nya dan sesak nafas.
" Tak perlu kamu tahu siapa aku! Cepat kamu pergi dan bawa Wanita itu! Dan Jangan pernah mencoba untuk kembali kesini! kau paham!. " masih menggenggam tubuh Rein, seseorang yang belum bisa di ketahui wajahnya oleh Rein segera melepaskan Rein dan melemparkan Rein ke arah tempat dimana Rein dan wanita tersebut mulai masuk.
Wuuuss!! Tubuh Rein terlempar!
Buug buug buug!
Menggelinding dan mencoba menahan lesatan tubuh nya, Rein melihat kabut putih menghilang bersama dengan jembatan yang dilewati nya. " Uhuk! Siapa dia sebenarnya? Aku bahkan tak bisa bergerak sama sekali!!. " berkata Rein yang kemudian mencoba untuk bangkit dan melihat sekitar. " Dimana Khalisa?. "
Berdiri dengan Nafas tersengkal, Rein mencoba mencari Khalisa. " Khalisa! Dimana kamu! " Teriak Rein yang berjalan berlawanan arah dari tempat yang dituju" Dammn!! aku kurang waspada kali ini, lebih baik aku persiapan Rencana kembali dan menggali informasi lagi! ".
Syuuurr~ angin berhembus pelan..
" Rein tolong aku!! " teriak Khalisa yang tersungkur di jurang yang dalam, sambil memegang akar pohon besar. " Rein!!. "
Masih dalam pencarian Khalisa, Rein mendengar teriakan wanita. " Khalisa dimana kamu? " Teriak Rein terbang di udara, melewati Beberapa pohon besar. Melihat kebawah dan mencoba menekan pendengaran nya. " Khalisa!!. "
Tak kuat menahan tubuh, Khalisa melepaskan pegangan tangan dan terjatuh ke dalam jurang. " Rein!! " Teriak Khalisa jatuh dengan cepat melaju.
Swos swos swos!
Mendengar dengan kepekaan telinga, Rein dengan cepat terbang setelah mendengar teriak terakhir Khalisa. " Khalisa!!!. " teriak Rein menambah kecepatan terbang, melihat tubuh Khalisa yang terjatuh dengan cepat ke dalam jurang. " Bertahan lah!. "
Swos swos swos!
Terdiam dan Menutup mata" Pada akhir aku akan mati" berkata Khalisa dalam hati.
Dep! memegang erat tubuh Khalisa, Rein berusaha menahan arah jatuh tubuh Khalisa.
Byuuur! Terjatuh ke dalam air deras!
" Haaaap! " menahan Nafas tenggelam.
" Khalisa, Sadarlah!! " berkata Rein menahan tubuh Khalisa dan mencoba untuk mempertahankan Wajah Khalisa ke permukaan air. " Haaap!!. "
" Rein tolong aku" berkata Khalisa melihat wajah Rein yang serius mencoba untuk menyelamatkan nya.
" Khalisa bertahan lah! akan aku bawa ke pinggir sungai! ". berkata Rein yang dengan sekuat tenaga mencoba mengeluarkan tubuh Khalisa ke permukaan air, Dengan Nafas yang dalam Rein merangkul tubuh Khalisa" naiklah! Khalisa!. "
Membawa tubuh Khalisa dengan menggendong di belakang tubuh nya, Rein menggerakkan tangan nya dan mengikuti aliran air yang menuju ke pinggir sungai. " Bertahan lah, kita akan sampai. "
Bab 422
" Hossh! " menarik Nafas!
Rein berhasil membawa tubuh Khalisa, " Khalisa ? bertahan lah. "
Menepuk pipi Khalisa beberapa kali, Rein melihat Khalisa seperti kehilangan kesadaran, memeriksa denyut nadi dan aliran nafas. " Khalisa bertahan lah" berkata Rein yang langsung memberikan pertolongan pertama " apa boleh buat! aku harus melakukan ini, demi nyawanya. "
Huuuss! menarik nafas kuat!
" Khalisa! " berkata Rein kembali menarik nafas dan dengan cepat menyalurkan udara dari mulut nya. " Khalisa!. " Menekankan beberapa kali Dada Khalisa.
" lembut "
Menempel Telinga di dada Khalisa " Bagus! seperti aku berhasil " berkata Rein yang kemudian mendengar Suara batuk Khalisa.
" Uhuks! Uhuks! " Terbatuk Khalisa Sadar.
Melihat dengan mata samar, dan melihat wajah Rein yang basah. " Rein, kaukah itu?. " berkata Khalisa melihat Rein yang tersenyum.
" Ya, ini aku Rein! apa kamu baik baik saja?" berkata Rein yang membantu Khalisa untuk duduk.
Srekk!
" Terima kasih Rein! tapi lebih baik kamu tak mempedulikan ku" berkata Khalisa yang melihat ke atas. " kita mungkin sekarang berada di jurang kematian! aku yakin dengan tempat ini. "
" Jurang kematian? apa maksud mu?" berkata Rein melihat ke atas. " Aku akan bawa kita kembali, jadi bersiaplah. "
Meraih Tubuh Khalisa, dan menggendong kembali. " Siap! akan aku kerahkah semua Bakatku!. " mengambil ancang ancang dan bersiap melompat terbang. " Ini mudah! ".
Buuug! terjatuh!
" Urg! apa yang terjadi? Barusan?" berkata Rein terjatuh dari ketinggian. " Bagaimana mungkin? apa benar aku tak bisa menjangkau Jurang ini?. "
" Tidak, ini mustahil untuk di lakukan bahkan untuk orang yang memiliki bakat seperti mu" berkata Khalisa yang terduduk dan melihat Rein yang berdiri melihat ke atas. " Jurang ini adalah jurang kematian, siapapun yang kesini tak akan bisa kembali hidup hidup atau jika dia bisa bertahan dia akan tetap hidup di jurang kematian ini. "
" Omong kosong! aku yakin aku bisa! " berkata Rein yang mencoba untuk terbang.
Buuug! jatuh!
" Urg! " berkata Rein terjatuh kembali.
" Sia sia! kita tak bisa kembali Rein! seperti halnya Jembatan ilusi! yang kita lewati! mungkin jurang ini mengandung sihir, " berkata Khalisa yang mempercayai kisah orang orang yang ada di Kerajaan Sabell.
" Jika begitu apa ada cara lain?agar kita bisa keluar dari tempat ini?" berkata Rein terduduk.
" Entah! aku tak tahu sama sekali! " berkata Khalisa yang kemudian merasakan sesuatu yang sakit di tubuh nya. " Arg! Sakit dan nyeri!. "
Melihat dan mendengar Rintihan Khalisa, " Ada apa? Khalisa " bertanya Rein memperhatikan Khalisa.
Memeriksa punggung nya, dan mendapatkan memar di beberapa bagian. " Seperti aku terkena batu di sungai! Baru terasa sakit!! Auh!. " Sambil memegang bagian tubuh yang memar, Khalisa melihat beberapa bagian tubuh nya terluka. " Rein, aku Rasa aku perlu Istirahat, tinggal kan aku dan pergilah. "
" apa kamu terluka? perlihatkan padaku! " berkata Rein mendekati Khalisa. " coba aku lihat ".
Memerah! pipi dan wajah Khalisa memerah. " Rein, maaf aku tak terbiasa dengan sentuh lelaki, dan wajahmu begitu dekat. " berkata Khalisa menahan sakit.
BAB 423
Mendengar apa yang di katakan Khalisa, Rein mencoba untuk bersikap sopan. " Um maaf, aku hanya kwatir " berkata Rein mundur dan menjauh beberapa Langkah dari Khalisa.
" Rein, bisa bantu aku untuk ke tempat yang lebih datar, aku perlu merebahkan tubuh ku, dan mungkin jika aku beristirahat sebentar maka beberapa lukaku akan sembuh sendiri. " berkata Khalisa mencoba untuk bergerak. " Auh pinggang ku!. "
" Jangan paksa kan tubuh mu, akan aku bawa kamu " berkata Rein yang kemudian membelakangi tubuh Khalisa " naiklah, mungkin disekitar sini ada gua atau batu datar dan mungkin ada beberapa ikan atau hewan yang bisa kita santap sampai kita tahu jalan keluarnya. "
Melihat Rein, Khalisa kemudian tanpa Ragu langsung mendekap Tubuh belakang Rein. " Maaf Rein, aku yang salah Telah membuat mu dalam situasi seperti ini. " berkata Khalisa yang kemudian tak sengaja Menyentuh Bibir Rein dengan tangan nya. " Maaf Rein ".
" Tak apa" berkata Rein yang berjalan pelan dan mencoba mencari tempat. Sambil terus membawa tubuh Khalisa, mengawasi dan mengamati Jurang kematian. " aku menemukan Batu Datar, baiklah kita kesana! "
Memperhatikan di balik tubuh Rein. " Ya, mungkin aku bisa memulihkan tubuh ku" berkata Khalisa tersenyum dan merasakan kehangatan tubuh Rein.
Sampai!
" Apa ada bagian yang sakit?mungkin aku akan mencoba memeriksa nya" berkata Rein merebahkan tubuh Khalisa di batu Datar.
Dingin!
" Rein, aku kedinginan " berkata Khalisa yang menggigil.
" Ouh seperti memang begitu, aku juga " berkata Rein yang melepaskan pakaian nya. " Lebih baik kita kering kan pakaian kita, akan aku Buat api dan mencari beberapa makanan di sekitar sini, tunggu lah. " Meletakkan pakaian nya Rein bertelanjang Dada pergi setelah membuat api dan menjemur Pakaian dekat api yang di buatnya.
" Ya, seperti memang harus aku lakukan Tapi aku belum bisa bergerak?" berkata Khalisa pasrah dan tetap memakai pakaian basahnya. " Apa dia lupa membantu ku melepaskan pakaian ku? tapi jika dia melakukan nya, Rein akan melihat ku dan tubuh ku?. "
Tetap diam dan merasakan kedinginan, " untung lah aura api yang di buat Rein sampai ketempat ku" berkata Khalisa memejamkan matanya. " lebih baik aku tidur sebentar. "
" Gerrr! tak bisa dengan pakaian basah ini! " berkata Khalisa mencoba melepaskan pakaian nya. " Aku tak perlu malu untuk keadaan sekarang, terlebih aku masih bisa hidup sampai sekarang!. " Perlahan membuka pakaian nya, Khalisa merayap mendekati api yang menyala. " Urg! Sakit!. "
Burn burn burn
Api menyambar perlahan menghangatkan Tubuh Khalisa. " Hangat! Hangat! ".
Bab 424
Melompat ke beberapa batu besar yang berada di jurang kematian, Rein mencoba merasakan Ikan yang berada di dalam air sungai. " Kena! " berkata Rein yang dengan mudah nya mendapatkan Ikan besar " Coba jika Romeo Ada disini! aku tak perlu susah payah mengendus bau bau ikan ini!. "
Kembali dan membawa ikan yang ditangkap!
" Fuih! seperti aku tadi melupakan sesuatu? tapi apa?"Guman Rein yang berjalan kembali ke tempat dimana Khalisa berada. " Oke! akan aku bakar kamu! ikan manis! "
Berjalan dan melihat ke arah perapian. " Khalisa!! " teriak Rein yang melihat Khalisa dengan telanjang tanpa pakaian terbaring dan tak sadar kan diri . Berlari kencang ke arah Khalisa. " Khalisa! apa yang terjadi?. "
Menyentuh Tubuh Khalisa!
" Khalisa! apa yang telah terjadi?" teriak Rein yang kemudian melihat bagian paha Khalisa seperti terkena gigitan. " Memar? dan biru? jangan jangan dia digigit ular beracun! "
Melalui sekitar dan kemudian Rein menyadari Hewan melata" Ketemu ! " berkata Rein yang dengan cepat menebas ular yang berada di sekitar perapian. " aku ceroboh! ".
Tersadar perlahan.
" Rein, sepertinya aku di gigit ular beracun, mungkin hidup ku benar benar tak lama lagi, pergilah dan tinggal kan aku sendiri disini" berkata Khalisa yang terlihat pucat dengan bibir yang mulai memutih.
"Khalisa! Tidak, aku tak akan meninggalkan mu! akan aku coba serap Rancun ular di tubuh mu! " berkata Rein yang kemudian berkonsentrasi mencoba untuk menyerap Racun yang mengalir dari bekas gigitan di paha Khalisa. " Khalisa maaf terpaksa aku lakukan ini dan menyentuh mu, jadi bertahan lah. "
Melihat dengan jelas Tatapan sayu." Rein, hentikan! aku sudah pasrah dengan nasibku, pergi lah" berkata Khalisa yang kemudian bernafas dengan tersengkal. " Sudah tak ada waktu Rein, mungkin aku akan pergi menemui keluarga ku di Suatu tempat, entah dimana mereka sekarang berada. "
Sunyi, suara sunyi....
" Cuuuh! Khalisa bertahan lah" berkata Rein yang meludah Darah hitam pekat. " akan aku ambil Rancun ular ini! jadi bertahan lah! " berkata Rein kembali meludah kan Darah hitam.
***
Pagi Hari..
" Hussh! " menarik nafas...
" Apa yang terjadi? apa aku sudah berpindah alam?" berkata Khalisa tersadar. Merasakan sesuatu dan melihat Rein tertidur dipangkuan nya. " Benar kah? apa aku masih hidup?. " Melihat kembali daerah sekitar yang dipenuhi Darah hitam yang mengering, Khalisa sudah tak lagi merasakan sakit ditubuh nya.
Mencoba membangun kan Rein, " Rein bangun lah" berkata Khalisa memegang tubuh Rein dan menidurkan nya di samping. " Rein? apa kamu tak apa apa? apa kamu melakukan ini semua? Rein? Rein bangun lah!. "
Tak mendapatkan Respon dari tubuh Rein, Khalisa kemudian mencoba mengangkat tubuh Rein dan merebahkannya di batu Datar. " Seperti dia berjuang keras saat aku sedang sekarat, apa boleh buat aku Harus membalas kebaikan nya walaupun aku harus menggunakan tubuh! aku akan membalas kebaikan mu Rein, hanya ini yang bisa aku lakukan. " Melepaskan Celana yang dikenakan Rein, Dengan perlahan Khalisa mendekati tubuh Rein dengan tubuh yang tak memakai apapun. " Rein, Terima lah tubuh ku, hanya ini yang bisa aku lakukan, akan aku serahkan jiwaku dan Ragaku untuk mu selamanya. "
* adegan ini sudah mendapatkan persetujuan Komisi sensor Sesat wkwk atau KSSW*
BAB 425
Mendekap tubuh Rein, dan perlahan mendekati bibir Rein. " Lepaskan Hasrat mu Rein! walaupun kamu tertidur! akan aku serahkan semua milikku untuk mu" rintihan Khalisa menahan sakit.
" urg! Rein! apapun akan aku lakukan, bahkan semua tubuh ku sekarang adalah milik mu! ".
" Rein!!! "
Dan setelah beberapa Jam berlalu..
Rein tersadar dari mimpi indah nya. " Urg! sungguh sangat menguras tenaga ku dan Bahkan Qi murniku hampir hambis untuk bisa mengeluarkan Racun dalam tubuh Khalisa! aku sampai pingsan seperti ini" berkata Rein merasakan Tubuh Khalisa menindih tubuh nya.
Kenyal kenyal!
" Em? apa ini?" berkata Rein perlahan memegang sesuatu. Melihat kesamping kanan tubuh nya " Khalisa!!. "
Terkejut! dan melihat kebawah!.
" Apa apa apa yang terjadi? apa yang aku lakukan? Tubuh ku? Dimana celana ku? dan Apa yang telah aku lakukan?" Guman Rein terduduk dan kembali melihat Khalisa yang masih tertidur. " Jangan Jangan? apa aku dan Khalisa telah melakukan Hubungan Cinta?. "
Getar!
" Urg! Rein kamu sudah sadar?" berkata Khalisa membuka matanya perlahan.
Saling melihat dalam beberapa saat.
" Khalisa! aku dan kamu? apa yang telah terjadi sebenarnya?" berkata Rein yang melihat wajah Khalisa.
Terbangun dari tidur nya. " Rein, ini sebagai ucapan terimakasih ku, aku hanya bisa membayar dengan tubuh ku" berkata Khalisa yang perlahan mendekati kembali tubuh Rein. " hanya ini, Ucapan terimakasih ku padamu Rein. "
" Jadi, apa kita benar sudah melakukan hubungan? jawab aku Khalisa " berkata Rein mengingat Haruna. " Haruna! maafkan aku! lagi lagi seperti ini! ".
Mendengar Nama Haruna disebut, Khalisa berkata" Haruna? siapa dia ".
" Dia kekasih ku dan Calon istri ku" berkata Rein duduk terdiam kembali. Sambil memejamkan matanya dengan kedua tangan. " Sudah berapa kali! Hal seperti ini terjadi! aku aku!. "
" Rein! maafkan aku! " teriak Khalisa terbangun dan kemudian meraih Baju baju nya yang telah kering. " Maafkan aku Rein, tak seharusnya aku melakukan itu padamu! aku sangat menyesal!.".
Sambil terus berlari, Khalisa melihat Batu Tajam" Lebih baik aku mati sekarang! " teriak Khalisa menghunus batu tajam ke tubuh nya.
Melihat Khalisa!
Rein tersadar " Khalisa! jangan " berkata Rein yang dengan cepat menyambar Batu tajam dan menghancurkan dengan sekali pukulan.
Menangis!
" maafkan aku Rein! " menangis, Khalisa menangis " aku hanya ingin membayar Dan membalas apa yang telah kamu lakukan padaku, maafkan aku".
Mengerti situasi, Rein dengan cepat memeluk tubuh Khalisa yang masih memegang Pakaiannya. " Tak apa, ini sudah terjadi aku tak ingin melakukan kesalahan lagi, lebih baik kita kembali dan akan aku buat api dan membakar ikan hasil tangkapan ku, kamu lapar bukan?. "
Melihat wajah Rein. " hisk hisk Rein, aku aku. "
" Sudah, itu semua sudah terjadi dan sekarang kita harus fokus pada jalan kita kembali, aku masih penasaran dengan Siapa aku berhadapan Saat di jembatan ilusi " berkata Rein yang kemudian berjalan kembali ke tempat dimana tempat api berada.
bersambung...
Comments