Pernah juga aku Baca beberapa artikel tentang manusia indogo, atau pun menonton film. Bahkan pernah membaca Novel tentang seseorang yang memiliki kemampuan indigo, tapi tak ada satupun penjelasan, tentang Bagaimana mereka punya kemampuan tersebut. Yang aku tahu mereka cuma pernah mati suri, lalu ada juga yang bawaan lahir.
Tidak seperti kasusnya yang tiba-tiba punya penglihatan ghaib seperti ini. Maunya sih tanya ke seseorang, tapi aku ragu. Dan saat ini aku baru teringat tentang seseorang yang pernah membawa ku kerumahnya. Ya, wanita muda dan cantik yang menabrak ku. Aku sempat berkenalan dengannya sebelum kembali pulang diatar dia kerumahku. Kalau tidak salah Namanya Sarah.
Tapi ketika aku hendak mencari dirinya di rumah, menurut beberapa orang sekitar. Katanya dia cuma ngontrak dirumah itu. Dan sekarang dia sudah pergi entah kemana. Bahkan aku sudah bertanya pada pemilik rumah tersebut. Dia bahkan tak tahu kapan Sarah pindah. Yang dia tahu, rumah itu sudah kosong dan Sarah cuma menitipkan sebuah surat padanya. Yang mana surat tersebut di letakan di bawah pintu bersama uang kontrakan.
Pemilik rumah sendiri Juga sedang menunggu orang yang akan mengambil surat darinya, dan itu memang tertulis namaku "untuk Handan". Aku sendiri juga langsung memberitahu Nama ku pada pemilik rumah tersebut. Dan tanpa bertanya apapun lagi, pemilik rumah segera memberikan surat yang ditulis Sarah padaku. Dia juga langsung pergi setelah memberikan surat itu padaku.
Dan apa yang terjadi, Aku seketika langsung membaca surat tersebut di tempat itu juga. Isi suratnya seperti ini:
Untuk Handan, kamu pasti bingung kenapa aku sudah tidak lagi berada disini. Sebelumnya aku minta maaf ya.. Aku sendiri tak tahu apa yang ingin aku katakan padamu. Tapi berkat mu, hidupku sekarang lebih tenang. Aku tahu kamu pasti mampu melihat hal ghaib di sekitar mu. Itu pasti membuat mu begitu ketakutan, sama seperti yang ku alami.
Aku sendiri juga tak tahu sejak kapan aku bisa melihat hal aneh disekeliling ku. Yang jelas semenjak aku menabrak mu, aku sudah kehilangan kemampuan melihat pesugihan dan tak lagi melihat hantu yang sempat mengejar ku dan mencoba ingin membunuh ku.
Handan, maafkan aku. Bukannya aku ingin membuat terperangkap dalam kondisi ini. Yang jelas aku sudah terbebas, tapi aku seperti membuat mu menjadi korban kemampuan itu. Handan, sebagai Rasa bersalah ku. Aku juga sudah memberikan sejumlah uang yang aku simpan di rumah mu. Aku letakan sebuah amplop berisi uang sebagai jaminan untuk mu.
Aku sudah pergi dan maafkan aku..
Sarah
Saat setelah aku membaca surat itu, perasaan ku bercampur aduk. Bahkan aku tak mengira Sarah akan lepas tangan. Dan tak mau bertanggung jawab dengan kemampuan yang dia warisan padaku. Aku anggap itu bukan warisan melainkan kutukan yang bisa ditularkan. Setelah aku pulang untuk mengecek amplop berisi uang yang diberikan Sarah. Aku berpikir Sarah meletakkan amplop itu ketika aku sedang sekolah atau pergi. Bahkan aku mengira dia mengawasi ku sebelum pergi.
"Sial.." Ucapku yang sekarang membuka amplop yang diberikan Sarah dan melihat isinya. Saat ini, aku kembali tertegun melihat isi amplop tersebut. Sarah tidak main-main mengatakan permintaan maafnya. Dia memberikan ku sejumlah uang sebesar Rp.15.000.000 sebagai kompensasi. Aku bingung antara bersyukur atau mengutuki nya.
Yang jelas, isi amplop besar itu adalah jumlah uang yang menggiurkan. Aku kembali berpikir, bagaimana cara mengembalikan uang ini padanya. Padahal aku tidak tahu dimana sekarang dia berada. Ku berpikir kembali, Apakah aku mampu dan sanggup menerima kemampuan ini.
Walaupun terkadang aku sudah terbiasa dengan kemampuan penglihatan ku. Aku sendiri juga takut, apa yang pernah terjadi pada Sarah akan menimpa ku suatu saat nanti. Terlebih aku tidak tahu kapan itu akan terjadi.
"Masa bodoh, lebih baik aku gunakan uang ini untuk jajan ku selama beberapa bulan kedepan" Pikir ku.
Walaupun aku Juga tidak tahu bagaimana Sarah mendapatkan uang sebesar itu. Aku tetap berpikir positif, mungkin uang itu adalah tabungan miliknya. Saat ini aku berjalan-jalan di sekitar mall dan ingin membeli beberapa pakaian bagus bermerek. Lagian, jarang aku bisa jalan-jalan tanpa Rasa waswas. Ya, tentunya karena aku punya uang untuk belanja. Aku sudah tak lagi memikirkan Sarah dan kemampuan penglihatan pesugihan.
Walaupun memang aku terus melihat banyak orang yang menggunakan pesugihan, dengan kemampuan ini aku juga dapat menghindari tempat tersebut. Sepertinya saat ini, aku sedang makan bakso. Dimana penjual bakso setelah aku perhatikan beberapa kali. Tidak tampak dia menggunakan pesugihan. Aku tak mau bertanya apakah dia pakai pesugihan atau tidak. Tentunya hal tersebut pasti akan membuat dirinya tersinggung.
Aku makan dengan tenang saat ini, bahkan aku sering datang ke tempatnya. Selain baksonya enak, yang terpikir olehku usaha baksonya bersih dari pesugihan. Bakso Murdiyo Namanya, sesuai dengan nama pemiliknya.
"Bang, Satu mangkuk lagi" Pintaku.
"Ya, Bentar ya mas" Ucap Murdiyo yang tentunya kenal dengan ku. Karena aku memang sering datang untuk makan bakso dagangannya.
Sempat sesekali aku bertanya, kenapa baksonya bisa enak. Dan dia menjawab, dia cuma mendoakan baksonya beberapa kali dengan doa khusus dan tentunya berikhtiar pada Tuhan.
Dan saat ini, aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya. "Bang, kenapa nggak pake penglaris saja? Itulah pesugihan" Tanya ku sambil cekikikan agar bang murdiyo tidak tersinggung dengan pertanyaan ku.
"Kalau ada yang lebih baik, kenapa harus pilih pake yang gituan mas. Memang kenapa mas Handan nanya itu?" Jawab Bang Murdiyo sembari bertanya balik padaku.
"Ah, Engga bang. Aku cuma baru nonton film tentang pesugihan Gadis berliur" Tuturku yang Kemudian menjelaskan film yang pernah aku tonton sebelumnya.
"Iya sih, aku pernah punya teman yang ingin mengajak ku pake gituan. Yang jelas aku tak percaya mas, pokoknya Rezeki sudah ada yang ngatur." Ucap Bang murdiyo yang kembali melayani beberapa pelanggan.
Aku hanya memperhatikan dan mengiyakan pernyataan Bang Murdiyo. Lagian, kalau memang baksonya enak. Nggak usah pake hal-hal seperti pesugihan ataupun penglaris.
Aku juga sedikit iseng, tentunya iseng ku ini sesuai dengan pengalaman ku. Dimana aku beberapa kali meletakkan batu atau apapun ke meja ataupun menyelipkan benda ke gerobak pedagang. "Maaf ya Bang cuma mau coba saja" Lirih ku sembari menyelipkan batu kerikil ke gerobak Bakso bang Murdiyo.
Seminggu sudah berlalu, aku tak menyangkal bahwa Bang Murdiyo bersih dari apa yang kupikirkan. Dagangannya tetap ramai dan tak ada sesuatu pun yang terjadi. Tapi saat aku sedang memastikan bahwa Bang murdiyo bersih, aku sempat melihat mahluk ghaib pada seseorang yang sedang mengintip dagangan bang murdiyo.
Aku melihat wajahnya mirip seperti monyet dan dia sedang berbicara pada beberapa orang dan mengatakan bahwa bakso bang murdiyo menggunakan pesugihan. Dan dari itu, ribut-ribut pun terjadi. Bahkan Bang murdiyo sempat ingin berkelahi karena merasa di fitnah olehnya. Untunglah aku dan beberapa orang langsung melerainya.
Aku sendiri tak mengerti kenapa orang itu melakukan hal tersebut. Dan aku mendengar dia berkata sambil mengancam. "Awas Lou ya, aku buktikan kalau bakso mu pakai pesugihan!" Ucap pria itu yang kemudian langsung naik motor setelah berbicara seperti itu.
Beberapa orang ada yang percaya dan ada pula yang tidak. Mereka yang percaya seketika langsung berkata, "Ngga jadi beli ah"
Dan ada pula yang berkata,"udah jangan diladenin orang kaya gitu."
Dan aku sendiri melihat Bang murdiyo menghela nafas panjang sambil meraup wajahnya. Dia sedang menenangkan dirinya dan mencoba sabar. Dia tetap melayani beberapa orang yang masih ingin beli baksonya. Aku sendiri juga langsung memesan baksonya dan kembali berpikir tentang orang yang baru saja melabrak dan memfitnah Bang murdiyo.
"Padahal dia sendiri pake penglaris" Ucapku dalam hati sambil menggeleng kepala.
Comments