Aku Bisa Melihat Pesugihan Bagian 3 Tamat
Berbeda dari sebelumnya, dimana terkadang aku iseng dan sedikit ingin memberi pelajaran pada beberapa orang yang menggunakan penglaris. Kali ini, aku kebetulan melihat seseorang yang pernah membuat ulah di Kios bakso Pak murdiyo.
Aku mendengar rencananya, guna membuat usaha pak murdiyo sepi dan bangkrut. Saat ini, aku memang tidak sengaja melihat orang itu dan mendengar rencananya dengan seseorang yang merupakan preman di wilayah ini. Aku yang baru selesai pulang sekolah pun, terus mengawasi mereka dari belakang sebuah ruko milik beberapa pedagang buah, termasuk kios bakso milik orang yang memiliki rencana.
Walaupun kios bakso miliknya begitu jauh dengan kios bakso pak murdiyo. Aku sempat berpikir kenapa dia harus melakukan sesuatu Rencana untuk mencelakai pak murdiyo, bahkan mereka juga bukan saingan dagang, kan?.
Nama pemilik kios itu, adalah Pak Singgih yang juga memiliki usaha yang sama seperti pak murdiyo. Sama-sama berjualan bakso, dan yang membedakan hanya satu. Pak murdiyo tidak menggunakan penglaris sedangkan pak singgah. Aku melihat dia menggunakan pesugihan untuk usahanya. Walaupun kios baksonya sama-sama Ramai pelanggan. Kenapa pak Singgih harus capek-capek mengurusi usaha pak murdiyo?.
Entah kali ini tindakan ku benar atau lebih, yang jelas aku ingin membantu Pak murdiyo. Dan menghentikan ulah usil Pak Singgih. Sekarang aku sudah mendengar rencana Pak Singgih yang menyuruh seorang preman untuk membakar kios Pak murdiyo malam ini. Dan tentunya aku juga sudah membuat persiapan untuk membalas perbuatan Pak Singgih. Dimana malam ini juga aku akan menghilangkan mahluk pesugihan milik Pak Singgih dan menghentikan dua orang preman yang akan membakar kios bakso Pak murdiyo.
Aku tahu dengan apa yang ku lakukan sekarang, tadinya sih aku ingin diam tapi melihat Pak Singgih tega melakukan hal tersebut. Terpaksa aku turun tangan untuk memberikan dirinya pelajaran juga. Saat ini aku sudah menaruh beberapa batang ranting pohon mangga. Dimana aku tahu, benda apapun yang kuletakkan dan ku ucapkan beberapa kalimat seperti, lenyap dan hancur. Maka mahluk pesugihan tersebut langsung hilang terbakar, dan lebih parahnya usaha orang tersebut tiba-tiba bangkrut dengan berbagai cara seperti dagangan bau, buah menjadi busuk, dan lain sebagainya.
Aku mulai mengerti cara penggunaan kemampuan ku sekarang. Dan itu memang sering berhasil dan tidak pernah gagal. Ya, walaupun kadang aku memang tak mau melakukan hal tersebut. Lagi pula itu bukan urusan ku. Berbeda dengan saat ini, aku begitu benci mengakuinya. "Kita lihat siapa yang rugi.." Ucapku yang kemudian berpindah tempat menuju ke kios Pak murdiyo yang sudah tutup di malam hari.
Sekitar pukul 02:00 aku benar-benar melihat dua preman datang dengan membawa beberapa jerigen bahan bakar. Aku tak menghentikan mereka, lagi pula aku nggak pandai berkelahi. Hanya saja, aku merekam apa yang sedang dilakukan dua preman tersebut dan juga sudah menaruh ranting pohon mangga di kios bakso Pak murdiyo. Sama seperti yang ku lakukan pada kios bakso Pak Singgih.
Sampai beberapa menit kemudian, aku melihat dua preman tersebut heran ketika hendak menyalakan api. Sempat sedikit api membakar sedikit kayu di kios bakso Pak murdiyo. Tapi seketika api tersebut padam. Kembali preman menyalakan api dan seketika padam. Hal tersebut tentunya membuat dua preman tersebut heran dengan apa yang terjadi.
Bahkan mereka melakukannya sampai satu jam, tapi tidak berhasil. Aku tertawa dalam hati melihat tingkah keduanya yang merasa lelah. Setelah beberapa kali mencoba lagi, mereka memutuskan untuk pergi. Tapi tak disangka ulah mereka dipergoki seorang warga yang sedang ronda dan sadar melihat keduanya membawa jerigen dan ingin membakar kios bakso Pak murdiyo.
Dua warga tersebut langsung menangkap mereka dan tentunya langsung membawa mereka ke pos ronda. Hingga pagi harinya, aku mendengar kabar bahwa kios bakso Pak Singgih sudah hangus terbakar dan tidak menyisakan apapun. Yang lebih mengherankan adalah hanya kios nya saja yang terbakar dan tidak merembet ke tempat lain.
Preman yang ditangkap warga juga sudah mengaku bahwa mereka disuruh membakar kios bakso Pak murdiyo, dan mereka juga mengatakan siapa yang sudah menyuruh mereka. Tentu saja, pihak kepolisian langsung menangkap Pak Singgih atas dugaan pembakaran kios dari laporan warga setempat.
Pak murdiyo sendiri heran ketika melihat kios nya tak mengalami kerusakan. Hanya saja dia mencium aroma bahan bakar yang belum hilang. Dia terpaksa tutup seminggu untuk membersihkan semuanya, tapi dia juga bersyukur tidak terjadi apapun dan tidak mengalami kerugian. Walaupun harus libur beberapa hari.
Aku sendiri sudah tak begitu terkejut dengan kemampuan ku saat ini, Aku seperti tahu cara penggunaan kemampuan penglihatan ku dan tentunya sesuatu bakat yang berguna seperti memindahkan api dari kios bakso Pak murdiyo ke kios bakso Pak Singgih. Walaupun aku sendiri belum tahu bagaimana prosesnya. Yang jelas aku juga sudah tak lagi melihat Pak Singgih berwajah tapir seperti sebelumnya.
Terkadang aku berpikir untuk kembali menghilangnya kemampuan ini. Dan ingin mencari Sarah yang sudah menularkan kemampuan ini padaku. Tapi dilain sisi, kemampuan tersebut membuat ku merasa nyaman karena bisa menghindari beberapa tempat dengan pesugihan.
Dan itulah, beberapa kejadian yang ku lihat dan ku lakukan. Walaupun aneh, aku mengaku senang mendapatkan kemampuan tersebut. Walaupun terkadang aku usil, aku melakukan hal tersebut demi kebaikan orang disekitar ku.
Tapi, ada hal yang mengganjal dan terus terpikirkan olehku. Aku kembali mengingat perkataan Sarah yang melihat mahluk aneh hendak membunuhnya. Dan entah kapan makhluk itu menyerang ku, aku tak tahu. Dan bagaimana caraku menghindarinya nanti.
Saat ini aku sudah kuliah dan sedikit melupakan kekhawatiran tentang serangan mahluk ghaib yang akan menyerang ku. Aku berpikir memang belum saatnya aku mati atau apapun terjadi yang akan membuat ku celaka.
Dan aku tak tahu bagaimana cara aku mewariskan atau menularkan kemampuan penglihatan pesugihan ini pada orang lain. Bahkan aku pernah mencoba menabrak seseorang, bukannya penglihatan ku hilang. Aku di marahi dan lain sebagainya. Aku pasrah menunggu apa yang terjadi padaku.
Sampai suatu ketika, aku tak sengaja melihat Sarah di sebuah jembatan. Tapi saat aku hendak menghampiri dirinya. Dia sudah menghilang dan tak pernah ketemukan lagi. Padahal itu satu-satunya kesempatan ku bertanya bagaimana menghilang kemampuan tersebut. Aku menyerah, sampai suatu ketika. Kebetulan aku sudah bekerja di sebuah perusahaan besar dan aku sendiri juga tak tahu kenapa aku begitu beruntung bisa mendapatkan posisi tinggi.
Dan ketika umurku sudah mencapai 27 tahun, Baru aku mengerti. Kenapa saat itu Sarah begitu takut melihat mahluk besar yang siap memakannya atau melenyapkan dirinya.
Saat itu aku sedang Naik kereta untuk perjalanan bisnis, dan aku tak mengira akan bertemu mahluk besar tersebut. Dia berbicara sesuatu padaku sebelum dia mengambil nyawaku.
"Kau sudah cukup membayar Keberuntungan mu, dan ini adalah hari dimana kamu menyerahkan sisa umurmu untuk ku" Ucap mahluk ghaib besar tersebut menjulurkan lidahnya yang panjang.
"Apa maksud mu, bahkan aku tak tahu siapa kamu" Ucapku terkejut dan sontak lari ketika Kereta berhenti di stasiun terdekat. Semua orang melihat ku seperti orang gila, berteriak-teriak sendiri dan menghalau sesuatu yang tak terlihat. Bahkan jika semua orang melihat, hal tersebut begitu menakutkan.
"Lepaskan aku, aku tidak tahu menahu apa yang membuat mu ingin melenyapkan ku" Tututku saat ini berlari dan terus berlari sambil ketakutan.
Aku masuk ke Gang sempit dimana ada seorang perempuan Gembel tengah dikerumuni bebas orang. Dia seperti ingin di gagahi oleh tiga orang pria. Aku yang ketakutan tidak peduli dan terus mencoba kabur dari mahluk yang mengejar ku. Tapi aku langsung berhenti ketika perempuan Gembel tersebut berteriak ketakutan. Aku seperti merasakan ketakutan yang sama yang dialami perempuan Gembel tersebut. Dan tidak peduli dengan nyawa ku sendiri, aku meraih kayu dengan paku di ujungnya. Aku memukul tiga orang itu, dan aku langsung memegang tangan perempuan Gembel tersebut.
"Lari, cepat!!" Teriakku yang tiba-tiba merasakan keanehan kembali terjadi. Aku pingsan dan tahu-tahu aku sudah berada di rumah sakit.
Aku bertanya pada diriku sendiri,"aku tidak mati?" Bahkan aku sudah tidak lagi melihat mahluk ghaib tersebut berada di dekat ku sekarang.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Aku sudah tak lagi melihat mahluk pesugihan?" Aku bertanya-tanya dan mulai mencari perempuan Gembel yang mungkin mewariskan kemampuan ku. Tapi sayang, aku tak pernah bertemu dengannya sampai aku tua.
Mungkin sekarang adalah takdirnya melihat dan melewati apa yang pernah ku alami. Dia akan menjual keberuntungan dan juga kematian yang pernah hampir mengenaiku. Aku berharap dia bisa mengakhirinya dengan baik, seperti yang dilakukan Sarah dan Aku.
Tamat.
Comments